Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pentingnya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penanganan Bencana Alam

Melalui kesadaran dan keaktifan masyarakat, lingkungan yang rusak bisa diperbaiki sehingga risiko bencana alam bisa dikurangi.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pentingnya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penanganan Bencana Alam
Istimewa
Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) menggelar sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup dan tanggap bencana di The Green Top View Resort Gunung Bunder, 16 November 2016. 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kecamatan Pamijahan di Kabupaten Bogor termasuk kawasan yang rawan bencana. Di wilayah ini acapkali terjadi gempa bumi dan tanah longsor.

Untuk mengurangi risiko bencana alam, Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) menggelar sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup dan tanggap bencana di The Green Top View Resort Gunung Bunder pada 16 November 2016.

Sosialisasi ini bertajuk "Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penanganan Bencana".

Perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Budi Mulyono dalam sosialisasi tersebut menekankan pentingnya kesadaran dan keaktifan warga dalam pengelolaan lingkungan hidup.

“Jika masyarakat menemukan adanya masalah lingkungan, seperti perusakan lingkungan, jangan segan untuk melapor, bisa ke Ketua RT atau RW setempat,” tegas Budi Mulyono.

Laporan tersebut nantinya akan diteruskan kepala desa, camat, atau lurah dan akan segera ditindaklanjuti.

Baca: KPK Segel Ruang Dinas Lingkungan Hidup

Berita Rekomendasi

Ia meminta, laporan tersebut harus memuat paling sedikit informasi mengenai identitas pengadu, lokasi kejadian, sumber penyebab, waktu kejadian, dan bentuk penyelesaian yang diinginkan.

Dengan kesadaran dan keaktifan masyarakat, lingkungan yang rusak bisa diperbaiki sehingga risiko bencana alam bisa dikurangi.

Selain masyarakat, peran perusahaan dalam memperbaiki kerusakan lingkungan hidup juga penting.

Salah satu bentuk peran perusahaan seperti yang dilakukan SEGS dengan mengadakan sosialisasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

"Kami mengapresiasi yang dilakukan SEGS dalam pemenuhan substansi kelayakan lingkungan hidup dan menjalankan program kemitraan serta bina lingkungan," papar dia.

Budi Pranowo dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, turut mengamini pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik untuk mengurangi risiko bencana.

Baca: Jakarta Waspada Kiriman Air dari Bogor, Kini Bendung Katulampa Siaga 3

Terlebih Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan rawan bencana seperti gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.

“Ada tiga pilar dalam penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, masyarakat, dan perusahaan seperti yang tercantum dalam UU 24 tahun 2007," jelas dia.

"Peran serta seluruh elemen dalam ketiga pilar itu sangat penting untuk mengurangi resiko bencana,” jelas Budi Pranowo. Pasalnya, bencana merupakan urusan bersama sehingga masing-masing pihak harus mengantisipasi setiap potensi bencana dan berkoordinasi dengan baik apabila terjadi bencana.

Budi Pranowo pun mengapreasiasi inisiatif SEGS untuk menyelenggarakan sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan bencana ini.

Menurutnya, kegiatan semacam ini bisa meningkatkan kesadaran dan wawasan masyarakat serta semua pemangku kepentingan di Pamijahan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan bencana.

Menurut Misbah, perwakilan Karang Taruna Pamijahan, acara semacam ini sangat bermanfaat. "Saya mendapat wawasan baru soal pengelolaan lingkungan hidup yang tepat dan bijak untuk kawasan Gunung Salak,” kata dia.

Kegiatan sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup dan tanggap bencana diselenggarakan Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) dengan menggandeng lembaga Social Conservation Indonesia (SCI). Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah yang dihadapi.

Menurut Asset Manager SEGS, Irwan Januar KH, SEGS senantiasa berkomitmen untuk mengelola lingkungan hidup dengan baik. "Untuk itulah kami mengadakan acara sosialisasi ini, hanya sebagai fasilitator, karena yang berkapasitas menginformasikan pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan bencana adalah pemerintah," ujarnya.

Kecamatan Pamijahan yang berada dekat dengan Gunung Salak memang cukup rentan mengalami bencana alam seperti tanah longsor, gempa, dan gunung meletus.

Hal ini tak lepas dari status Gunung Salak yang saat ini masih aktif dan berpotensi mengalami letusan sewaktu-waktu.

Kegiatan dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Muspika Pamijahan, Karang Taruna, Tagana Pamijahan, dan Forum Pemuda Pamijahan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas