Tak Ada yang Menyangka Remaja Pendiam Itu Mengakhiri Hidupnya dengan Gantung Diri
Pihak keluarga sudah mendapati Dwik tewas tergantung di kamarnya. Tak ada yang mengaku tahu, remaja berusia 20 tahun itu mengakhiri hidupnya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Kadek Dwik Putra Pradana dikenal di lingkungan sebagai sosok yang pendiam.
Kendati demikian, di balik pribadinya yang pendiam, Dwik juga berperangai ramah dan baik.
"Ramah dan baik, tapi saya kenal memang pendiam," ujar tetangga korban, I Putu Arya Wiguna.
Tidak ada keanehan yang terjadi pada diri Dwik sebelum ia meninggal.
Curahan hati ibu korban kepada saudaranya, Dwik dikatakan sempat mengeluh dadanya sakit di bagian kiri.
Baca: Video Pelecehan Siswi SMK Beredar, Empat Siswa Dikeluarkan dari Sekolah
"Sempat mengeluh dada sakit, sudah diperiksa ke dokter. Dokter menyatakan tidak masalah," ujar Wiguna.
Isak tangis pecah di kediaman I Kadek Dwik Putra Pradana, Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken, Tabanan, Kamis (16/11/2017).
Pagi-pagi, pihak keluarga sudah mendapati Dwik tewas tergantung di kamarnya.
Tak ada yang mengaku tahu, apa penyebab remaja berusia 20 tahun, penyuka musik tersebut nekat mengakhiri hidup.
Keluarganya pun enggan memberikan pernyataan terkait meninggalnya Dwik.
"Maaf saya belum bisa memberikan informasi," kata sang ayah, I Nyoman Nika Arta, polisi yang bertugas di Polda Bali ini saat ditemui di kediamannya kepada Tribun Bali.
Humas BRSUD Tabanan, I Made Suarjaya mengatakan, jenazah Dwik berada di ruang kamar mayat BRSUD Tabanan hingga pukul 13.00 Wita.
Baca: Ada Pecahan Batu dari Trotoar yang Ditabrak Mobil Novanto, Kulit Pohon Tergores
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, korban meninggal karena jeratan tali di leher.
"Tadi (kemarin) pagi tiba di rumah sakit sekitar pukul 07.55 Wita," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, mahasiswa Hukum Universitas Warmadewa tersebut ditemukan tewas oleh bibiknya, Luh Putu Herlina.
Pagi kemarin, sekira pukul 07.00 Wita, Herlina datang ke rumah Dwik usai mengantar anaknya olahraga di Lapangan Alit Saputra.
Herlina mampir untuk menjenguk Dwik karena sebelumnya, Dwik dikabarkan kecelakaan.
Setibanya di rumah korban, ia bertemu dengan ibu korban.
Herlina menanyakan di mana Dwik.
Sang ibu kemudian menjawab, Dwik kemungkinan sedang berada di kamarnya.
Herlina kemudian melihat kamar keponakannya, namun terkunci.
Setelah itu, ia melihat lewat jendela, namun tak ada orang.
Ia penasaran, kemudian memutuskan untuk melihat lagi lewat jendela.
Bak disambar petir, Herlina melihat Dwik sudah tergantung di tembok kamarnya.
Baca: Pesumo Jepang Dipukuli Puluhan Kali, Sang Kakak Stres Tak Bisa Menyusui Bayinya Lagi
Ia berteriak sembari mencari kursi untuk memecahkan kaca jendela kamar Dwik.
Sang ibu yang mendengar teriakan tersebut datang menyusul.
Ribut-ribut ini juga didengar tetangga, Ida Bagus Meika Kurniyasa.
Kemudian Kurniyasa dengan bantuan beberapa warga lain mendobrak pintu kamar.
Setelah berhasil, ia menurunkan tubuh korban dan memotong tali yang menjerat leher Dwik.
Kapolsek Kota Kompol I Gede Made Surya Atmaja mengaku masih melakukan pendalaman terhadap kasus ini.
Ia pun belum berani memastikan apa motif korban nekat mengakhiri nyawa dengan cara gantung diri.
"Untuk motif masih sedang kami dalami," ujarnya.