Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Luhut Panjaitan Bobby Nasution Orang Batak Tapi Halus

Luhut mengatakan, pernikahan Bobby dan Kahiyang merupakan wujud kekayaan budaya negara Indonesia.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kata Luhut Panjaitan Bobby Nasution Orang Batak Tapi Halus
Tribun Medan/Jefri Susetio
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Panjaitan saat memasuki resepsi pernikahan Bobby-Kahiyang di Perumahan Bukit Hijau Regency, Minggu (26/11/2017). TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Panjaitan mengatakan, sebelum acara pernikahan Bobby Nasution-Kahiyang Ayu sempat berbincang dengan Presiden Joko Widodo.

"Saya bilang ke Presiden kalau di Solo halus-halus. Tapi di Medan agak sangar sangar itulah Batak namun tidak bermaksud jelek. Tapi, Bobby halus karena bergaul di luar (lebih banyak di Jawa)," ujarnya saat memasuki resepsi pernikahan Bobby-Kahiyang di Perumahan Bukit Hijau Regency, Minggu (26/11/2017).

Luhut mengatakan, pernikahan Bobby dan Kahiyang merupakan wujud kekayaan budaya negara Indonesia. Karena itu, bangsa Indonesia harus bersyukur adanya keberagaman etnis.

Menurutnya, pernikahan Gibran tidak terlihat aspek keberagaman karena menikah dengan sesama orang Solo. Tapi pernikahan Bobby dan Kahiyang ada dua budaya yang harus dihormati.

Baca: Bobby Bergelar Sutan Porang Gunung Baringin Naposo, Kahiyang Namora Pinayungan Hasayangan

"Dulu waktu di Solo perkawinan Gibran berbeda karena sesama orang Solo. Kalau sekarang ini ada dua budaya sehingga harus dihormati dari sini (Sumut). Sehingga Presiden meluangkan waktu untuk menghadiri acara adat," katanya.

Berita Rekomendasi

Pada acara pesta adat, kata Luhut, Presiden kebanyakan mendengarkan omongan orang Batak. Bahkan ia juga tidak paham yang dibicarakan karena gunakan bahasa daerah yang halus.

"Saya juga tidak paham. Bahasanya enggak tahu, kayak di Solo juga pakai bahasa Jawa yang halus. Kegiatan ini harus dipahami sebagai budaya bangsa yang berbeda-beda. Tapi satu, persatuan implementasi kehidupan harus bagus," ujarnya. (tio/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas