Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akankah Letusan Gunung Agung Mengulang Kedahsyatan Tahun 1963 yang Tewaskan 1.549 orang?

BNPB menyatakan erupsi Gunung Agung, yang saat ini berstatus Awas, tidak akan sebesar letusan pada tahun 1963.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Akankah Letusan Gunung Agung Mengulang Kedahsyatan Tahun 1963 yang Tewaskan 1.549 orang?
/RIZAL FANANY
Gunung Agung kembali memuntahkan asap dan debu yang terpantau dari Pura Besakih, Karangasem, Bali, Minggu (26/11/2017). Gunung Agung mengalami erupsi pada Sabtu (25/11) dan mengeluarkan asap hingga setinggi 1.500 meter. TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

"Setelah kita cek, ternyata ada sinar (api) dari dalam kawah, lava membanjir. Paginya, material tererupsikan, warnanya kuning kemerahan. Itu ciri khas Gunung Agung. Sampai sekarang erupsi terus berlangsung," kata Sutopo.

Meski letusan diprediksi tidak akan sebesar letusan pada tahun 1963, tetapi BNPB menekankan "kemungkinan letusan lebih besar (dari yang saat ini terjadi), sangat tinggi".

"Lava terus penuh, tremor terus. Dan kemungkinan erupsi lebih besar."

Letusan lebih besar juga diindikasikan dengan adanya dentuman dari gunung, yang suaranya terdengar hingga kejauhan 12km.

"Dan ini tidak kita ketahui akan terjadi sampai kapan," tutur Sutopo.

Dengan penetapan status bahaya tertinggi, yaitu level 4 atau Awas, masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Agung dalam radius 8km.

Radius itu ditambah 2km, menjadi 10km bagi kawasan di utara, timur laut, selatan dan barat daya gunung.

Berita Rekomendasi

Ini berarti terdapat 22 desa yang warganya harus mengungsi.

Meskipun begitu, dari total 90.000 sampai 100.000 jumlah warga di seluruh desa tersebut, BNPB mencatat baru "40.000 warga yang sudah mengungsi."

"Banyak yang belum mengungsi karena ternak mereka belum dievakuasi. Atau mereka masih merasa aman," lanjut Sutopo.

"Sekarang di sana ada personil yang melakukan penyisiran. Kalau perlu dievakuasi paksa."

Dari total 14.000 ekor hewan ternak: sapi, babi dan kambing warga yang terdata, saat ini baru 5.400 ekor di antaranya yang telah dievakuasi.

Evakuasi dinilai sangat penting, mengingat Bali yang telah memasuki musim penghujan, membuat kemungkinan banjir lahar dingin, yaitu abu dan pasir hasil erupsi gunung yang hanyut dibawa hujan, semakin besar.

Peristiwa ini telah direkam warga, terjadi pada Senin, (27/11), di Desa Muncan.

Meskipun status tanggap darurat ditetapkan di Karangasem, daerah lain di Bali, misalnya Sanur, Tanah Lot, Kuta, Nusa Dua dan Ubud, yang menjadi pusat wisata Pulau Dewata, ditegaskan BNPB "masih aman". (BBC Indonesia)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas