Komisi III DPRD Blitar Menduga Banyak Kejanggalan di Balik Ambruknya Stadion Supriyadi
Komisi III DPRD Kota Blitar melakukan inspeksi mendadak (sidak) bangunan dinding tribun penonton sisi selatan Stadion Supriyadi yang ambruk.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Komisi III DPRD Kota Blitar melakukan inspeksi mendadak (sidak) bangunan dinding tribun penonton sisi selatan Stadion Supriyadi yang ambruk, Jumat (1/12/2017).
Para wakil rakyat mengecek sisa-sisa kondisi bangunan dinding yang roboh.
Hampir semua anggota komisi III ikut sidak ke lokasi. Terlihat Ketua Komisi III, Agus Zunaedi memimpin sidak.
Satu unsur pimpinan DPRD, yakni, Totok Sugiarto juga ikut sidak ke lokasi.
"Kami ingin lihat langsung kondisi bangunan dinding tribun yang roboh," kata Totok Sugiarto, wakil ketua DPRD Kota Blitar, Totok Sugiarto di lokasi.
Di lokasi, terlihat para pekerja sedang membersihkan sisa material reruntuhan bangunan dinding tribun stadion.
Baca: Novanto Kembalikan Arloji dari Andi Narogong Seharga Rp 1,3 M Setelah Ribut-ribut Proyek e-KTP
Pekerja memindahkan batu bata yang berserakan di pinggir jalan.
Garis polisi di bagian bawah sudah dilepas untuk keperluan pembersihan material.
"Harus ada yang tangung jawab ambruknya bangunan stadion. Pimpinan DPRD sudah perintahkan komisi terkait untuk sidak di lokasi. Kalau perlu bentuk pansus untuk menginvestigasi peristiwa itu," kata Totok.
Banyak Kejanggalan
Di lokasi, Komisi III DPRD Kota Blitar menemukan beberapa kejanggalan terkait konstruksi bangunan tribun penonton sisi selatan Stadion Supriyadi yang roboh.
Salah satunya soal bangunan tangga tempat duduk di tribun yang posisnya tidak lurus.
Baca: Kongres Alumni 212 tak Berbau Politis, Bukan untuk Menurunkan Presiden
"Ini proyek miliaran tapi pembangunannya asal-asalan. Ini orang awam saja tahu kalau posisi tempat duduk penontong zig-zag, tidak lurus," kata Ketua Komisi III DPRD Kota Blitar, Agus Zunaedi, di sela-sela sidak di lokasi tribun penonton yang ambruk.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga melihat posisi besi tulangan untuk cor di dinding yang roboh tidak terlalu kuat.
Kondisi besi penguat dinding itu terlihat sambungan, tidak utuh dari bawah.
Besi penguat untuk cor itu disambung dengan cara diikat menggunakan kawat.
"Seharusnya tidak boleh besi tulangan disambung, besi harus utuh dari bawah," ujarnya.
Selain itu, dia juga mendapati ukuran besi penguat yang atas dengan yang bawah tidak sama.
Baca: Kontinuitas Aksi 212 akan Menjadi Arena Politik Baru
Ukuran besi penguat bagi bawah lebih besar dibandingkan bagian atas.
Tetapi, dia tidak bisa menyimpulkan langsung penyebab robohnya dinding stadion.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan bangunan dinding stadion roboh. Bisa karena faktor alam maupun kualitas bangunan.
"Kami belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Kami akan panggil dulu DPUPR, rekanan, konsultan perencanaan, dan konsultan pengawasan proyek ini. Kami ingin lihat dulu perencanaannya seperti apa, sesuai tidak dengan kondisi di lapangan yang kami temukan. Kalau hasil cek di lapangan, kami menemukan banyak kejanggalan proyek itu," kata Agus.
Sebelumnya, bangunan dinding tribun penonton sisi selatan Stadion Supriyadi ambruk, Kamis (30/11/2017) sore.
Proyek senilai Rp 1,8 miliar itu baru dibangun tahun ini dan sampai sekarang belum selesai seratus persen.
Bangunan roboh saat cuaca mendung dan terjadi angin kencang.