Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Agung Muntahkan Butiran Abu Sebesar Biji Merica, Berikut Penjelasan PVMBG

Gunung Agung mengeluarkan butiran abu vulkanik berbentuk bulat (lapili) sebesar biji merica yang menerjang Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Gunung Agung Muntahkan Butiran Abu Sebesar Biji Merica, Berikut Penjelasan PVMBG
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Gunung Agung Saat Mengeluarkan Asap Pekat, Sabtu (9/12/2017) pukul 09.50 Wita. Inzet : Abu Lapili (Ist) 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi bahwa Gunung Agung mengeluarkan butiran abu vulkanik berbentuk bulat (lapili) sebesar biji merica yang menerjang Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Sabtu (9/12/2017).

Hujan lapili mulai mengguyur Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Sabtu (9/12/2017).

Hujan lapili terjadi sekitar pukul 08.30 Wita atau sesaat setelah Gunung Agung mengalami erupsi dan mengeluarkan asap pekat setinggi sekitar 2.000 meter.

Perbekel Desa Ban, Kubu, I Wayan Potag menjelaskan, hujan lapili tersebut sempat mengagetkannya.

Abu vulkanik dalam bentuk butiran-butiran seperti pelor membuat atap seng di kediaman Wayan Potag bersuara.

Baca: Mengenal Mayjen (Pur) Sudrajat yang Dipilih Prabowo untuk Bertarung di Pilgub Jabar

Desa Ban berjarak 3 Km dari puncak Gunung Agung.

Berita Rekomendasi

"Seperti hujan abu, tapi butiran abunya lebih besar. Bentuknya bulat, dan menyerupai pelor. Membuat atap seng sampai berbunyi saat dijatuhi butiran itu. Setelah diambil dan diremukkan, butiran itu jadi debu," ujar Wayan Potag.

Hujan lapili tersebut berlangsung singkat atau kurang dari 1 menit, mengikuti awan.

Lapili itu lalu diambil oleh Wayan Potag, dan dimasukkannya ke dalam plastik.

"Saya sudah masukkan ke dalam plastik. Nanti biar bisa dicek oleh petugas, ini sebenarnya apa," jelasnya.

Diungkapkan Wayan, hujan butiran abu itu terjadi saat dia sedang di rumah.

"Hujan abu tadi lumayan. Tapi tak ada korban. Warga Ban di KRB (Kawasan Rawan Bencana) III dan II sudah pergi mengungsi, jadi sepi. Yang masih bertahan adalah warga Ban di KRB I seperti Banjar Ban, Panek, dan Manik Aji," kata Wayan Potag.

Baca: Pelaku Pembuangan Bayi di Bawah Jembatan Ternyata Pasangan Mahasiswa Universitas Negeri di Kaltara

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas