Pemuda Kaimana Buka Usaha Pariwisata Meski Awalnya dari Gereja
Ketika angka statistik menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemuda dalam bidang keagamaan menurun, ada secercah harapan dari tanah Papua
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, KAIMANA - Ketika angka statistik menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemuda dalam bidang keagamaan menurun, ada secercah harapan dari tanah Papua, tepatnya dari Kabupaten Kaimana.
Hal ini menjadi fakta ketika ada seorang pemuda bernama Surianto T. Nanay membuka usaha jasa pariwisata tepatnya membuka paket perjalanan ke Teluk Triton, Kaimana, Papua Barat.
Berawal dari aktivitas keagamaan di Gereja Solafide Kaimana, Yanto sapaan akrabnya membangun usaha jasa pariwisata bersama keempat temannya. Usaha mereka berawal dari banyaknya aktivitas keagamaan di gereja dimana kaum mudanya menjadi tulang punggung semua aktivitas keagamaan.
Dari banyaknya aktivitas dan tamu jaringan muda gereja Protestan yang datang ke Kaimana, dan harus dilayani dengan baik, disinilah memunculkan ide membuka usaha jasa pariwisata ini.
“Melalui aktivitas keagamaan di gereja ini memunculkan banyak gagasan dari para pemuda sendiri untuk mengadakan berbagai aktivitas baik dalam keagamaan maupun sosial kemasyarakatan,” ujar Yanto, belum lama ini.
Rutin menjelang natal, pemuda gereja Solafide mengadakan bakti sosial kepada masyarakat pedalaman Papua khususnya di dekat Kaimana.
Kegiatan ini dibiayai dari hasil aktivitas ekonomi. Seperti menjual berbagai macam bahan kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar, seperti kue pai, sayuran dan komoditas konsumsi lainnya.
Dari kondisi itu, diharapkan muncul lebih banyak lagi usaha dan kesibukan yang dijalankan oleh pemuda yang berawal dari aktivitas keagamaan. Serta menjadikan tempat ibadah dalam hal ini Gereja sebagai pusat pemberdayaan pemuda.
“Pemuda tidak akan terjerumus pada hal negatif jika muncul dari sebuah aktivitas keagamaan yang didukung oleh tokoh agama. Dengan ini maka sudah selayaknya tempat ibadah dapat dijadikan sebagai pusat pemberdayaan pemuda yang dapat menjadikan pemuda jamaahnya menjadi lebih baik menghidupi dirinya sendiri juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” papar Yanto saat dikunjungi tim Kemenpora.
Surianto merupakan satu dari 78 pemuda teknopreneur yang mengikuti pelatihan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Bersama para pemuda terseleksi lain dari 34 provinsi, ia mendapatkan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pemuda Berbasis IPTEK dan IMTAK bertema “Pemuda sebagai Penggerak Sentra Pemberdayaan Pemuda di Desa” yang digelar di Bogor, Jawa Barat pada akhir Juli 2017.