Warga Bantul Bangkit Dari Keterpurukan Pascagempa Melalui Industri Pembuatan Patung Rohani
Bencana gempa bumi yang melanda Bantul tahun 2006 memberi inspirasi bagi Heribertus Satija Hadiwijaya (58) untuk membangun sebuah rumah produksi patun
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Bencana gempa bumi yang melanda Bantul tahun 2006 memberi inspirasi bagi Heribertus Satija Hadiwijaya (58) untuk membangun sebuah rumah produksi patung rohani yang ia beri nama Mariana Production.
Berawal dari curahan hati (curhat) serta usulan para pemuda di desanya yang kehilangan pekerjaan akibat gempa, Satija bersama adiknya kemudian memberanikan diri memproduksi patung-patung tersebut di Caben RT1, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Jumat (15/12/2017).
Ia kemudian membagi tugas bersama adiknya. Adiknya bersama para pemuda desa bertanggung jawab pada proses produksi, sedangkan Satija memegang tugas pemasaran.
Baca: Hakim Vonis Andi Narogong 8 Tahun Pidana Penjara
Patung-patung rohani berbahan fiber itu kemudian ia pasarkan ke seluruh Indonesia.
"Ada sekitar tujuh puluh jenis patung yang diproduksi disini," kata pria berkumis ini.
Menjelang Natal, rumah produksinya mendapat banyak pesanan patungrohani dengan jenis peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
Pesanan patung rohani kadang harus ia tolak karena terkendala waktu dan keengganannya tergesa-gesa dalam menggarap yang akan berakibat menurunnya kualitas patung.
Baca: Ketua MPR Tegaskan Membangun Wawasan Kebangsaan Berlangsung Sepanjang Zaman
Patung-patung rohani yang dijual dengan harga antara Rp 20 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung bentuk dan besarnya patung, tersebut setelah digeluti selama bertahun-tahun, kini mampu memenuhi kebutuhan ekonomi bagi pemuda-pemudi desa serta keluarga Satija. (Tribun Jogja)