Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelajar SMP Bunuh Diri, Jasadnya Ditemukan 15 Km dari Lokasi Dia Terjun

Jasad AW, siswa SMPN 3 Srengat yang bunuh diri terjun ke Sungai Brantas ditemukan, Kamis (11/1/2018).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pelajar SMP Bunuh Diri, Jasadnya Ditemukan 15 Km dari Lokasi Dia Terjun
Facebook Retno Handoko
Kondisi jasad AW saat ditemukan. 

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Jasad AW, siswa SMPN 3 Srengat yang bunuh diri terjun ke Sungai Brantas ditemukan, Kamis (11/1/2018).

Tubuh AW ditemukan oleh pekerja perahu tambangan penyeberangan Pema, Desa Wonodadi, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

Jarak penemuan tubuh AW dengan lokasi AW terjun pertama kali di Sungai Brantas di Desa Selokajang, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar sekitar 15 kilometer.

Tubuh AW mengapung di pinggir sungai.

Saat ditemukan tubuh AW sudah melepuh.

Posisi tubuh AW telentang di pinggir sungai.

AW mengenakan kaus warna merah dan celana seragam sekolah warna biru dan bersepatu.

Berita Rekomendasi

Bagian tengah kaus AW bergambar reog dan di tengahnya ada tulisan Kunir.

Baca: Polri Secepatnya Proses Pengunduran Diri Tiga Jenderal yang Bertarung di Pilkada

Tulisan Kunir itu merupakan nama desa tempat tinggal AW.

Di bagian kanan atas kaus AW ada gambar foto Bung Karno.

Kapolsek Srengat Kompol Putus Suhermanto mengatakan AW ditemukan kali pertama oleh pekerja perahu tambangan penyeberangan.

Korban Sebelum Bunuh Diri
Korban terlihat berdiri di pinggir jembatan kereta api sebelum melompat ke Sungai Brantas, Selasa (9/1/2018).

Pekerja itu langsung melapor ke polisi. Petugas segera datang ke lokasi untuk mengevakuasi tubuh AW.

"Mayat korban langsung dibawa ke rumah duka. Polisi melakukan olah TKP di lokasi dengan dokter. Identitas korban sudah jelas, dari keluarga juga membenarkan," ujar Kompol Putut.

AW nekat terjun ke sungai setelah orangtuanya dipanggil ke sekolah.

Namun motif bunuh diri siswa SMPN 3 Srengat, AW, sampai sekarang masih simpang siur.

Kabar awal, AW bunuh diri karena kepergok merokok di sekolah.

Baca: Akhmad Zaini Terdakwa Penyuap Panitera PN Jakarta Selatan Menanti Vonis Hakim

Belakangan, ada motif lain yang beredar di sosial media, AW bunuh diri karena ketahuan membawa bedak dan lipstik.

Pihak SMPN 3 Srengat juga punya cerita sendiri sebelum AW diketahui meloncat dari atas jembatan kereta api dan terjun ke Sungai Brantas di Desa Selokajang, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.

Sekolah mengatakan orangtua AW dipanggil ke sekolah bukan soal rokok maupun bedak dan lipstik.

Kepala SMPN 3 Srengat, Heri Sasmito menceritakan sehari sebelum AW bunuh diri atau Senin (8/1/2018), sekolah mendapatkan kiriman surat.

Surat itu dimasukkan ke kotak masalah di ruang BK. Pengirim surat itu atas nama ibu AW, WU (inisial).

Surat itu ditujukan kepada wakasek kesiswaan dan guru BK.

Baca: Layanan Online Paspor Masih Bermasalah

Lebih kurang surat itu berbunyi soal keluhan orangtua terhadap perubahan sikap AW.

AW yang merupakan anak laki-laki berperilaku seperti perempuan.

Tingkah laku AW mirip anak perempuan. Baik dari cara bicara, berjalan, maupun tingkah laku lainnya.

Dalam surat itu, orangtua meminta bantuan kepada guru untuk membina AW terkait perubahan sikapnya.

Mendapat kiriman surat dari orangtua itu, lalu sekolah membuat surat undangan untuk orangtua AW.

Kepala SMPN 3 Srengat Blitar
Kepala SMPN 3 Srengat Blitar saat menjelaskan penyebab bunuh diri siswanya. SURYA/SAMSUL HADI

Pihak sekolah ingin mengklarifikasi soal surat itu.

Sekolah ingin memastikan apa benar surat itu dikirim oleh orangtua AW atau bukan.

"Senin itu juga kami buat surat undangan untuk orangtua AW. Suratnya kami titipkan ke siswa lain. Kami minta orangtua siswa datang ke sekolah pada Selasa (9/1/2018) pukul 10.00 WIB untuk mengklarifikasi surat itu," kata Heri Sasmito, Rabu (10/1/2018).

Menurutnya pihak sekolah tidak gegabah dalam menyikapi surat itu.

Baca: Gagal Bikin Poros Baru di Jatim, Gerindra Akhirnya Dukung Gus Ipul

Artinya, sekolah tidak langsung menegur AW. Tetapi, sekolah memanggil dulu orangtua AW untuk klarifikasi.'

Hasil klarifikasi ke ibunya, ternyata surat itu bukan dari ibunya," ujar Heri.

Menurutnya, ketika orangtuanya datang, AW masih terlihat ceria.

AW sempat menyambut ibunya yang datang ke sekolah bersama adiknya.

AW dan ibunya sempat bersama-sama masuk ke ruang BK. Lalu guru BK meminta AW keluar dulu. Guru BK berbicara dengan orangtua AW.

Saat keluar ruang BK, AW masih terlihat ceria. Dia sempat ngobrol bersama beberapa guru di sekolah.

Tetapi setelah itu, AW keluar dari sekolah. AW berjalan menuju ke timur.

Ada warga yang melaporkan hal itu ke sekolah.

Pihak sekolah memerintahkan guru untuk mengejar AW.

Ternyata AW sudah berada di jembatan kereta api di atas Sungai Brantas.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas