Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wow, Tampil di Grand City Surabaya, Perajin Tempe Tenggilis Mulya Bikin Tempe Sepanjang 500 Meter

Tujuh warga Tenggilis Mulya, Surabaya tampak asyik membuat tempe di atas panggung acara Healthy Environtment Lifesytle Vegan (HELVI) EXPO

Editor: Sugiyarto
zoom-in Wow, Tampil di Grand City Surabaya, Perajin Tempe Tenggilis Mulya Bikin Tempe Sepanjang 500 Meter
surabaya.tribunnews.com/pipit maulidiyah
Pembuat tempe dari kawasan Tenggilis Mulya, Surabaya, saat memperagakan pembuatan tempe sepanjang 500 meter. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tujuh warga Tenggilis Mulya, Surabaya tampak asyik membuat tempe di atas panggung acara Healthy Environtment Lifesytle Vegan (HELVI) EXPO yang diselenggarakan oleh Indonesia Vegetarian Society.

Acara berlangsung di Exibition Hall, Grand City Surabaya mulai Kamis (18/1/2018) sampai Minggu (21/1/2018) nanti.

Bukan tempe biasa, warga Tenggilis Mulya yang terkenal menjadi tempat produksi tempe ini, mendapat tantangan untuk membuat tempe sepanjang 500 meter.

Diarno (43) ketua dalam proses pembuatan tempe menceritakan, perlu 4 hari untuk proses persiapannya.

Mereka membutuhkan 250 kg kedelai untuk panjang 500 meter tempe. Tidak langsung 500 meter, tempe itu dibuat perlonjor 5 meter terlebih dahulu, sebelum disusun menjadi satu nantinya.

"Kami sudah bikin 100 meter sebelum ke sini, untuk siap jual. Yang 400 meter ini masih benar-benar mentah belum jadi tempe, nanti kita biarkan sehari supaya besok jadi. Karena di sini ruangan ber AC, jadi nanti kita tutup kain biar bisa matang," kata Diarno sambil memasukkan tempe dalam kemasan plastik panjang.

Bagi Diarno dan para pembuat tempe lainnya memang sudah seharusnya tempe hadir di acara semacam ini. Kesan lebih modern membuat masyarakat menengah ke atas bisa melirik panganan sehat satu ini.

Berita Rekomendasi

"Soalnya biasanya pasar kami menengah ke bawah. Jadi ini bentuk sosialisasi ke kalangan menengah atas bahwa makan tempe itu juga sehat," tambahnya.

Demo membuat tempe ini juga mendapatkan tanggapan positif dari para pengunjung acara. Ttak sedikit orang akhinya berhenti untuk melihat dan membeli tempe warga Tenggilis Mulya ini.

Salah satu pembeli, Bunandi asal Gunung Sari Indah mengaku memborong tempe sepanjang 1 meter untuk di bawa pulang.

Perempuan berambut pendek itu mengaku sengaja membeli banyak karena menyukai tempe yang masih mentah (belum banyak jamur tempe).

"Sekalian tadi tanya-tanya cara membuat dan menyimpannya dengan benar. Menarik sik, kami juga belum penah tahu cara bikin tempe sebenarnya. Dan harganya murah Rp 25 ribu satu meter, murah dari pada bikin sendiri," akunya diakhiri gurauan.

Lebih Sehat Dari Daging

Hendro Hadi Pranoto, Pengurus Indonesia Vegetarian Sociaty menuturkan maksud demo membuat tempe memang tak lain sebagai upaya memperkenalkan makanan sehat ini, kepada masyarakat luas.

Mengingat tempe selama ini masih dipandang sebagai makanan murahan, karena tidak ada di restauran dan hotel bintang lima.

"Padahal protein dan B12 di dalam tempe tidak kalah dengan daging. Terlebih makanan dari nabati tidak menyebabkan radikal bebas seperti daging."

"Radikal bebas kan menyebabkan penyakit. Saya ingin dengan acara ini memberitahu apa sih sebenarnya tempe itu, di Indonesia murahan sebaliknya masyarakat Eropa sedang berlomba membuat tempe," terangnya.

Hendro menuturkan saampai saat ini masalah yang dihadapi para pembuat tempe adalah, mereka harus menggunakan kedelai impor agar hasil tempe bagus.

"Kalau pakai kedelai lokal lebih kecil, tapi sebenanya itu gak masalah. Karena yang jadi masalah adalah kedelai lokal itu yang dijual 10 persennya tanah kering campur daun kering. Kurang bersih, kita harus pilihin dulu, ngga bisa langsung pakai," tambahnya.

Untuk itu Hendro menitipkan pesan agar pemerintah mengedukasi petani untuk hal-hal seperti itu.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas