Laporan wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Noneng (25) mencari golok dan segera mencungkil pintu kamar mandi, Jumat (26/1) pagi.

Warga Kandangsari, Desa Margalaksana, Kelurahan Sumedang Selatan ini curiga karena adiknya, DK (16) tak juga keluar dari kamar mandi.

“Biasanya kalau mandi memang suka lama namun sejak masuk ke kamar mandi, saya tak mendengar suara orang yang sedang mandi,” kata Noneng di lokasi kejadian, Jumat (26/1).

Noneng menaruh curiga dan ia mengintip ke sela pintu kamar mandi.

Alangkah kagetnya, di dalam kamar mandi terlihat ada tambang plastik yang menggantung. Ia menggedor-gedor pintu dan berteriak memanggil nama adiknya.

“Saya mencari golok dan mencungkil jendela kamar mandi,” katanya.

Saat pintu kamar mandi terbuka, ia melihat tubuh adiknya yang masih sekolah di kelas X sebuah SMK sudah tergantung.

“Saya berteriak minta tolong,” kata Noneng.

Mendengar teriakan Noneng, tetangganya keluar dan berdatangan kemudian mencoba menolong Deni yang tergantung.

Ana (63) dan Asep Cahyana (32) menurunkan Deni dan warga lain meminta bantuan bidan setempat untuk memeriksanya.

Deni dibawa ke rumah sakit namun saat diperiksa di IGD RSUD Sumedang, nyawanya sudah melayang.

Sebelum nekat bunuh diri, Deni sehari sebelumnya, Kamis (25/1) sempat meminta kepada ibunya untuk dibelikan ban motor yang sudah gundul.

“Sehari sebelumnya, adik saya meminta dibelikan ban motor yang sudah gundul ke ibu,” kata Noneng.

Ibunya menjanjikan akan membelikan ban motor pada Jumat (26/1) namun diduga lupa, ibunya malah pergi ke ladang untuk bekerja.

Deni yang dikenal pendiam ternyata mengambil jalan pintas dengan nekat bunuh diri.

Deni masuk ke kamar mandi sebelum berangkat sekolah setelah mendapati ibunya sudah pergi ke ladang di kaki pegunungan Kareumbi dan mengambil jalan pintas, gantung diri.