Perempuan Batal Marantau ke jakarta Karena Jambret
Kisah Sri diungkapkan Satuan Pelaksana (Satpol) sosial Kecamatan Kelapa Gading, Anna Nurfika.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kisah pilu dirasakan perempuan lajang asal Lampung bernama Sri Supriatin (27). Dirinya yang bercita-cita bekerja dan merantau justru gagal usai dijambret sesaat menginjakkan kakinya di Ibu kota.
Kisah Sri diungkapkan Satuan Pelaksana (Satpol) sosial Kecamatan Kelapa Gading, Anna Nurfika.
Anna menuturkan, Sri yang datang dari Lampung hendak menemui saudaranya di kawasan Mall Of Indonesia (MOI) Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, perempuan lajang kelahiran 5 Mei 1991 yang telah menempuh perjalanan laut untuk bertemu keluarga akhirnya kandas.
Cita-citanya bekerja di Ibukota pun terhenti di tangan penjambret bermotor ketika dirinya menumpang ojek online di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Tas selempang kesayangannya cepat berpindah tangan, seluruh barang berharganya mulai dari uang ratusan ribu rupiah, identitas diri hingga ponsel dibawa penjambret. Sementara itu, pengemudi ojek online yang ditumpanginya tidak berhasil melawan.
Meski harta bendanya raib, Sri tetap menuju MOI untuk bertemu saudaranya, apalagi sang saudara berjanji menawarkan pekerjaan kepadanya. Tetapi harapan Sri hanya tinggal kenangan, karena sang saudara tidak kunjung ditemuinya.
"Akhir yang bersangkutan tidak bertemu saudaranya, karena memang tidak bisa menghubungi saudaranya, karena nomer hpnya tidak ingat. Sementara semuanya hilang, tinggal sisa uang di celana Rp 20.000 yang katanya sudah dipakai buat bayar ojek," tutur Anna.
Sri yang tidak memiliki uang sepeser pun kemudian disarankan beberapa orang warga untuk menuju ke Kantor Kecamatan Kelapa Gading. Saat tiba di kantor Kecamatan Sri menangis dan bercerita kepada petugas.
"Atas kejadian tersebut, petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Utara kemudian mengantar Sri ke Polsek Kelapa Gading untuk mendapat surat keterangan bahwa dia kecopetan dan terlantar. Kemudian Sri diantar ke Dinas Sosial agar dipulangkan ke kampung halamannya," ucap Anna.
Usai dilakukan pendataan, Sri akhirnya dipulangkan oleh Dinsos DKI Jakarta ke kampung halamannya di Lebak sari RT 002/003 Tanjung Bulan, Kasoe, Kabupaten Waykana, Lampung.
"Tujuannya, agar Sri tidak telantar dan mendapatkan permasalahan sosial yang lebih serius lagi," tutur Anna.