Kapal Rakyat Tidak Bisa Berlabuh di Pelabuhan Wuring
Bahkan kemungkinan minggu-minggu ke depan, belum bisa dipastikan ada kapal bisa layar ke Wuring
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo'a
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Angin dan gelombang laut yang belum kunjung normal berdampak terhadap kunjungan kapal-kapal rakyat di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Kapal rakyat dari Binjai, Sulawesi sejak dua minggu lalu belum bisa berangkat ke Wuring.
"Semua kapal masih tertahan di sana dengan muatannya .Ada kapal yang muat sembako dan barang-barang kelontong belum bisa berlayar karena surat jalan belum diberikan oleh otoritas pelabuhan setempat," kata Ketua Pelra Wuring, Yahanes Hamilton Sani kepada pos-kupang.com, Kamis (1/2/2018) di Maumere.
Sani menjelaskan, selama ini setiap pekan sekitar sembilan sampai 12 kapal datang dari Pulau Sulawesi tujuan Pelabuhan Wuring.
Namun sudah dua minggu lewat, bahkan kemungkinan minggu-minggu ke depan, belum bisa dipastikan ada kapal bisa layar ke Wuring.
"Saya belum bisa pastikan kapan, kapal-kapal yang juga angkut beras bisa masuk lagi ke pelabuhan ini, karena cuaca saat ini sampai beberapa minggu ke depan, kita belum bisa pastikan," ujar Sani.
Di Pelabuhan Lorens Say, kunjungan kapal-kapal barang, aktivitas bongkar muat dan kedatangan kapal penumpang dari Surabaya dan Makassar masih berlangsung lancar.
Sampai hari Selasa dan Rabu, dua unit kapal milik Pelni merapat di pelabuhan itu.
Pantauan Pos Kupang di Pelabuhan Lorens Say, Kamis siang mendapati aktivitas di pelabuhan itu masih tampak normal.
Kapal `Red Rovers' sedang melakukan pembongkaran kontainer. Sedangkan lima kapal besi lainnya rute Surabaya-Maumere berlabuh di sana. (*)