Setelah Gelar Sumpah Pocong di Sekolah bagi Siswanya yang Dituduh Mencuri, Guru Agama SMK Minta Maaf
Indah menyebutkan bahwa sumpah pocong yang telah dilakukan anaknya terjadi atas inisiatif guru agama, tanpa ada koordinasi dengan wakasek
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Setelah heboh sumpah pocong yang dilakukan seorang siswa SMKN 4 Kota Malang, guru agama dan waka Kesiswaan sekolah tersebut berkunjung ke rumah keluarga D, Selasa (6/2/2018) petang untuk meminta maaf.
Kedatangan dua orang itu diterima Indah Hastuti, ibunda D yang melakukan sumpah pocong.
Saat menemui tamunya, Indah ditemani oleh sejumlah saudaranya.
"Tujuannya baik untuk minta maaf," kata Indah menceritakan pertemuan itu, Rabu (7/2/2018).
Dari pertemuan yang telah berlangsung, Indah menyebutkan bahwa sumpah pocong yang telah dilakukan anaknya terjadi atas inisiatif guru agama, tanpa ada koordinasi dengan wakasek maupun kasek.
Selain meminta maaf secara pribadi, pihak sekolah juga akan meminta maaf secara terbuka dengan disaksikan warga sekolah dan keluarga.
Permintaan maaf secara terbuka itu rencananya digelar bersamaan dengan kegiatan Yasinan yang digelar Jumat (9/2/2018) mendatang.
Permintaan maaf secara terbuka itu dilakukan untuk memulihkan nama baik D yang merasa dituduh mencuri uang Rp 2,8 juta dari dalam kotak amal masjid sekolah.
Terkait penyampaian maaf secara terbuka yang digelar di sekolah, keluarga D berjanji akan hadir.
Sementara itu, Hadi Susanto, Anggota Komisi D DPRD Kota Malang mengatakan sudah ke SMKN 4 pada Senin pagi dan bertemu wakasek dan guru agama itu.
"Saya menyatakan kepada meraka, mendidik dan mengajar itu berbeda. Lebih sulit mendidik," kata Hadi.
Menurut dia, apa yang dilakukan guru itu tidak benar dengan melakukan sumpah pocong. Apalagi di tatib sekolah juga tidak mengatur itu.
"Saya sarankan saja minta maaf. Datanglah kepada keluarganya dan minta maaf," ujar Hadi.
Sedang untuk membersihkan nama D bisa dengan menyampaikan secara terbuka lewat forum sekolah. Misalkan upacara.
Sehingga warga sekolah tahu bahwa D bukan yang mencuri uang kotak amal yang tersimpan di lemari masjid sekolah. Apalagi tak terbukti ia yang mengambilnya.
Menurut Hadi, ia juga sudah menelpon Wadib Suudi, Kepala SMKN 4 bahwa ia tidak mendapat laporan mengenai itu. Karena itu Wadib juga meminta guru agama itu minta maaf pada keluarga D.
"Semoga ke depan tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti ini lagi," harapnya.