Sebelum Terguling, Bus Menabrak Motor dan Tebing
Saat melewati turunan panjang yang curam dan berkelok-kelok di tengah kebun teh dan hutan pinus itulah bus mengalami kecelakaan tragis
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bus dengan nomor polisi F 7959 AA yang membawa rombongan wisatawan dari Tangerang Selatan mengalami kecelakaan tragis di Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2) sore.
Puluhan penumpang bus tersebut dikabarkan meninggal dunia.
Para wisatawan ini baru saja meninggalkan wisata kawah Gunung Tangkuban Parahu di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, untuk kembali pulang ke Tangerang Selatan via Tol Cikopo-Palimanan yang bisa diakses dari Gerbang Tol Subang Kota.
Setelah keluar dari gerbang Tangkuban Parahu, bus harus melewati turunan panjang sekitar kurang lebih dua kilometer.
Saat melewati turunan panjang yang curam dan berkelok-kelok di tengah kebun teh dan hutan pinus itulah bus mengalami kecelakaan tragis.
"Bus menuju Subang kota dari arah Bandung. Saat melintas turunan panjang dan berkelok, bus tidak terkendali karena diduga rem blong dan menabrak sepeda motor dengan nomor polisi T 4382 MM. Bus kemudian menabrak tebing sebelah kiri jalan dan terguling di bahu jalan," ujar Kapolres Subang AKBP M Joni via ponselnya pada Tribun Jabar.
Joni mengatakan, saat ini korban tewas dalam kejadian itu sebanyak 26 orang.
Baca: Simak: Keterangan Saksi Mata soal Kecelakaan di Subang
"Iya betul, 26 orang meninggal dunia. Saat ini masih dilakukan pendataan dan identifikasi oleh Satreskrim Polres Subang,"ujar Joni.
Kondisi jalan dari gerbang wisata menuju kawasan kolam renang Gracia berupa turunan panjang sekitar kurang dari 3 kilometer dengan jalan berkelok-kelok.
Di tengah jalanan turunan panjang dan berkelok-kelok, bus mengalami kecelakaan di Kampung Cicenang Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
'Mitos' Tanjakan Emen
Cerita lokal yang berkembang, kawasan tersebut dikenal dengan nama Tanjakan Emen.
Berbagai kecelakaan maut yang mengerikan itu, bahkan dikaitkan terhadap kisah mistis.
Dilansir dari Tribunnews.com, nama 'Tanjakan Emen' ternyata berasal dari sebuah nama seorang sopir.
Emen adalah sopir oplet jurusan Bandung-Subang.
Kala itu, ia meninggal di kawasan tersebut ketika mengangkut ikan asin dari Ciroyom, Bandung menuju Subang.
Oplet Emen itu posisinya terbaik dan terbakar. Tubuhnya pun turut terbakar hidup-hidup.
Konon, Emen adalah satu-satunya sopir yang berani mengemudi di malam hari.
Usai kejadian itu, terjadi pula sederet kecelakaan lain, seperti rem blong, bus tergelincir, dan kendaraan yang terperosok.
Selain itu, kejadian aneh lain kerap terjadi di kawasan ini.
Misalnya, kendaraan yang tiba-tiba mogok, serta sopir atau penumpang yang melintas tiba-tiba kerasukan.
Sederet kejadian aneh ini, dipercaya warga setempat bahwa arwah mendiang Emen masih gentayangan.
Namun, ada mitos yang berkata lain. Asal usul Tanjakan Emen ini, bukan dari kisah meninggalnya sopir oplet, justru berasal dari nama orban tabrak lari di kawsa tersebut.
Korban tabrak lari itu, dikabarkan bernama Emen.
Konon, mayatnya malah disembunyikan di semak belukan dan pepohonan rimbun di sekitar kawasan itu.
Tak diketahui kapan kecelakaan itu terjadi.
Namun, warga sekitar kerap meyakini arwah Emen yang meninggal tak wajar itu gentayangan.
Ya, mitos ini Tanjakan Emen ada dua versi berbeda.
Baca: Bakal Calon Gubernur Jabar Ini Bicara Soal Peluang Menang di Pilgub Jabar 2018
Namun, sebagai bentuk penghormatan bagi arwah Emen yang menjadi mitos itu, para pengemudi yang melintas biasanya menyalakan sebatang rokok.
Kemudian rokok tersebut dilemparkan ke pinggir jalan.
Hal ini dipercaya agar pengemudi tak diganggu arwah Emen.
Rokok tersebut disebut sebagai simbol pemberian untuk arwah Emen.
Hal ini disebabkan, Emen sangat suka merokok di masa hidupnya.
Entah ini benar atau tidak, Anda tak harus langsung percaya.
Namun, kisah di atas adalah mitos yang beredar tentang Tanjakan Emen yang kerap memakan korban kecelakaan.