Warga Masih Mencium Bau Amis dan Busuk di Rumah Didik Pengecor Mayat Fitri
Tetangga Didik, Sukardi mengatakan semenjak bak mandi dibongkar, bau amis dan busuk masih sering tercium oleh warga.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Melihat rumah didik terpasang garis polisi, warga setempat sering merasakan rasa ngeri saat melintasi rumah tersebut.
Tetangga Didik, Sukardi mengatakan semenjak bak mandi dibongkar, bau amis dan busuk masih sering tercium oleh warga.
Bau amis tercampur busuk itu kian menambah kesan seram rumah Didik itu.
"Untuk menghilangkan bau itu, lokasi bak mandi itu oleh warga disiram minyak tanah, ditambah lagi kulit durian agar bau itu hilang," tandasnya.
Identitas sebenarnya pelaku pembunuhan Fitri Anggraeni (24) wanita yang dibunuh dan jasadnya dicor dalam bak mandi sedikit demi sedikit mulai terurai.
Dari keterangan tetangga tersangka bahwa pelaku merupakan pengangguran yang tiap malam sering keluar rumah.
Sariyem tetangga sebelah tersangka menjelaskan disiang hari ia selalu berada dirumah
"Tidak jelas pekerjaannya apa, namun biasanya selesai magrib ia pergi keluar,' ujarnya saat Tribun Jateng mendatangi lokasi rumah tersangka di Desa Puguh, Boja, Selasa (27/2/2018).
Sariyem mengatakan selain pergi malam-malam, teman-teman tersangka sering datang kerumahnya pada malam hari.
"Kalau saya tanya ke istrinya kok si Didik sering di rumah, istrinya menjawab kalau suaminya belum mempunyai pekerjaan," ujarnya.
Tetangga depan rumahnya, Trimul mengatakan ia sering melihat tersangka berganti-ganti sepeda motor.
Biasanya setelah menggunakan sepeda motor. Didik langsung membawa masuk ke dalam rumah.
"Akhir-akhir ini dia sering juga membawa mobil, tapi katanya adalah mobil sewaaan," terangnya.
Didik pun juga merupakan pribadi yang kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar.
Baca: Dua Jasad Korban Sambaran Petir Dibiarkan Tergeletak Seharian di Lokasi, Ada Alasan di Baliknya
Didik dan istrinya jarang keluar dari rumah sehingga warga kurang begitu dekat dengan keluarganya.
Nikah Siri
Didik Ponco (28) pelaku pembunuhan Fitri Anggraeni ternyata bukanlah warga Dusun Krajan, Desa Puguh Kecamatan Boja.
Hal itu disampaikan oleh Kadus Krajan, Muhtadi.
Ia mengatakan bahwa Didik dan Lestari, istri tersangka hanya terikat dengan hubungan nikah siri saja.
"Yang merupakan warga disini adalah Lestari, istri tersangka. Didik hanya ikut numpang di rumah Tari," ujarnya selasa (27/2/2018).
Ia mengatakan Didik merupakan pendatang di daerahnya. Tersangka dengan istrinya telah menetap di desa itu sejak tahun 2015 lalu.
"Mereka tidak pernah aktif dalam kegiatan sosial baik di dusun maupun di desa. Mereka juga tidak mengikuti arisan baik si Didik maupun si Istri. Kegiatan yang diikuti hanya posyandu saja," jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Carik Desa Puguh, Ridwan.
Ridwan mengatakan bahwa Didik merupakan warga Dusun Masiran, Desa Kaligading, Boja.
"Dengan kejadian ini nama desa kami menjadi terkenal akan kasus mengerikan itu. Padahal sebenarnya Didik bukanlah warga kami. Ia dari dusun Masiran, Kaligading. Cuman saat ini domisilinya di desa kami, karena ikut menumpang di rumah istrinya," terangnya.
Perbedaan Pengakuan
Kasus terbunuhnya Fitri Anggraeni, wanita yang tewas dan jasadnya dicor dalam bak mandi di sebuah rumah di Desa Puguh, Boja masih menyimpan banyak misteri.
Baca: Abu Bakar Baasyir Harus Pakai Kaus Kaki Ketat untuk Mencegah Pembengkakan Bertambah Parah
Terjadi perbedaan versi siapakah yang memiliki utang yang menjadi awal mula petaka bagi ibu muda itu.
Ibu korban, Sumiyati menjelaskan bahwa tersangka sering meminta uang terhadap korban.
Tak heran sang anak pun merasa iba melihat kondisi ekonomi dari tersangka.
"Dia (pelaku) sangat keji. Saya ingin pelaku diberikan hukuman yang setimpal," ujarnya.
Hal berlawanan disampaikan oleh Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Aris Munandar.
Ia menjelaskan dari keterangan tersangka saat diperiksa oleh Unit Reskim, kejadian itu bermula saat cekcok antara pelaku dengan korban karena membahas piutang
"Penyebab cekcok tersebut adalah tersangka menagih utang kepada korban, namun korban malah berkata kasar yang membuat tersangka tersulut emosi," ujarnya dalam sambungan telepon.
Akhirnya korban didorong hingga jatuh dan langsung dicekik oleh tersangka dan pada akhirnya Fitria merenggang nyawa ditangan Didik.
Baca: Sang Putra Akui Ada Gerakan Lobi-lobi Para Ulama untuk Bebaskan Baasyir
Berhubungan Intim Sebelum Dibunuh
Didik Ponco (28) tersangka pembunuhan Fitri Anggraeni, wanita yang jasadnya dicor dalam bak mandi saat ini mendekam di dalam sel tahanan Polres Kendal.
Dia saat ini tengah menjalani pemeriksaan secara intensif oleh unit Reskrim Polres Kendal.
Selain terlibat dalam kasus pembunuhan, pria pengangguran itu juga terlihat dalam kasus pembegalan.
Kasus pembunuhan ini terungkap karena kasus pembegalan yang ia lakukan pada Jumat (23/2/2018) pagi.
Kasatreskrim Polres Kendal AKP Aris Munandar menuturkan dari data yang dihimpun dari tersangka bahwa korban dan tersangka memang memiliki hubungan spesial.
Hubungan itu terjalin sudah empat bulan lamanya lantaran istri tersangka dan korban merupakan teman dekat sewaktu sekolah.
"Istri tersangka merupakan teman dekat korban. Hal itu dimanfaatkan untuk menjalin hubungan terlarang itu," ujarnya, Senin (26/2/2018).
Aris menceritakan bahwa pada Jumat (16/2/2018) tersangka menjemput korban dengan alasan untuk mengajak korban menjenguk istrinya yang sedang sakit.
Setelah menjenguk istri tersangka, korban diajak korban menuju rumahnya di Desa Puguh, Boja.
"Sebelum membunuh korban, tersangka dan korban melakukan hubungan suami istri di rumah tersangka. Setelah itu, si korban ke belakang rumah guna mencuci baju. Saat itu lah tersangka menghampiri korban untuk menagih utang," jelasnya.
Baca: Fifi Lety Indra Ogah Sebut Nama Buni Yani Usai Sidang PK Ahok
Ditagih utangnya, Fitri pun marah dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada tersangka.
Tidak terima terhadap perlakuan Fitri, Didik pun tersulut emosi dan langsung mendorong korban hingga terjatuh.
Melihat Fitri terjatuh, dia makin membabi buta. Didik terus mencekik Fitri seakan tidak ada menghalangi aksinya.
Hingga akhirnya Fitri kehabisan nafas dan tewas di tangan Didik.
"Merasa panik melihat korban tak bernyawa dan sekujur tubuhnya membiru, tersangka langsung mengangkat dan memasukkan tubuh korban kedalam bak mandi," ujarnya.
Untuk menutupi perbuatan tersangka, Aris mengatakan tersangka pergi keluar rumah untuk membeli semen satu sak untuk digunakan mengecor jasad Fitri yang berada di dalam bak mandi.
Sebelum dicor, tubuh Fitri terlebih dahulu ditimbun pasir.
"Tersangka melakukan pengecoran dua kali, setelah itu tersangka menjemput pulang istrinya yang sedang sakit kembali ke rumah," ujarnya.
Didik pun langsung bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa di hadapan istrinya.
Mayat Posisi Telanjang
Aksi pembunuhan yang dilakukan oleh Didik Ponco (28) terhadap Fitri Anggraeni terbilang sangat keji.
Untuk menghilangkan jejak pembunuhan, Didik memasukan jasad korban kedalam bak mandi ukuran panjang dan lebar 1 meter dengan kedalaman satu meter.
Fitri tewas akibat dicekik menggunakan selendang saat cekcok masalah piutang.
Didik tidak terima dengan ucapan Fitri sehingga dia melakukan tindakan pembunuhan itu.
Kasus itu terbongkar saat Didik Ponco tertangkap oleh kepolisian Polres Kendal karena kasus pembegalan di desa Tampingan Boja pada Jumat (23/2/2018) pagi.
"Pada Jumat siang kami menangkap tersangka, setelah diinterogasi lebih mendalam tersangka juga mengaku dirinya juga melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita dan mayatnya dicor di dalam bak mandi," ujar Kasatreskrim Polres Kendal, AKP Aris Munandar, Jumat (23/2/2018).
Jenazah Fitri ditemukan di dalam bak mandi dengan kondisi telanjang yang hanya menyisakan pakaian dalam bagian atas saja.
Zaenuri, warga sekitar menjelaskan saat bak mandi itu dibongkar, korban ditemukan dengan kondisi kepala tertutup dengan plastik dengan posisi duduk telentang dan tangan terikat ke belakang.
"Saat bak mandi dibongkar bau busuk langsung menyebar luas," tandasnya.