Kisah Atikoh Semprit Ganjar Pranowo dalam Kampanye
Istri Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh, sedikit kaget mendengar suara riuh ratusan orang di sebuah perkebunan bawang di Desa Petarangan Temanggung
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Istri Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh, sedikit kaget mendengar suara riuh ratusan orang di sebuah perkebunan bawang di Desa Petarangan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Selasa (27/2/2018).
"Pak Ganjar hoi, Pak Ganjar," teriak sejumlah warga.
Ternyata warga sedang menyaksikan Ganjar yang sedang buang air kecil di sebuah bilik kayu di tengah perkebunan.
Masyarakat yang sebagian besar petani itu tak mengira calon gubernur petahana ini tanpa "jaim" numpang berhajat di kamar mandi sederhana.
Papannya hanya menutupi bagian tubuh dari kaki hingga dada saja.
Siti Atiqoh yang berjalan agak jauh di belakang Ganjar pun bergegas memperingatkan sang suami.
"Ya begitulah Mas Ganjar. Kalau tidak ada saya, bisa sangat cuek," kata Atiqoh kepada Tribunjateng.com.
Hari ini merupakan hari kedua Atiqoh mengikuti kampanye sejak Ganjar mengambil cuti pada 15 Februari lalu.
Ke depan, dia berencana akan sering mengikuti kampanye keliling Jawa Tengah bersama sang suami.
"Sebenarnya dari kemarin pengen ikut tapi masih sibuk ngurus pindahan ke rumah kontrakan," kata Atiqoh.
Atiqoh terlihat bersemangat saat mengikuti Ganjar menemui ratusan petani di desa tersebut.
Ia memakai kemeja batik troso lengan panjang buatan Jepara dan celana panjang hitam.
Bergaya minimalis memakai tas merek Judy and Frances buatan asli Semarang dipadu sepatu model running Adidas seri Ultraboost, Atiqoh terlihat pede blusukan ke ladang.
Ia bahkan memilih jalan kaki bersama warga sejauh satu kilometer untuk menemui para petani.
"Ikut Mas Ganjar kampanye itu menyenangkan, saya menganggapnya seperti travelling. Saya banyak mendapatkan pelajaran, mulai teknik berkomunikasi hingga keramahan masyarakat Jawa Tengah. Saya selalu merindukan masyarakat Jawa Tengah," ungkapnya.
Atiqoh menuturkan tak banyak menyiapkan perlengkapan keseharian Ganjar.
Baik sepatu, baju maupun perlengkapan lain.
Menurutnya, Ganjar lebih suka mempersiapkan perlengkapan sendiri.
"Mas Ganjar lebih tahu kondisi lapangan, apakah formil atau santai. Jadi Mas Ganjar sudah punya style tersendiri. Pakaian Mas Ganjar kan jauh lebih banyak dibandingkan saya. Kalau saya sukanya kemana-mana minimalis," ujarnya.
Atiqoh mengungkapkan bila dia tak henti-hentinya mengingatkan Ganjar untuk dua hal, yaitu makan dan istirahat.
Pernah pada suatu hari, Ganjar tidak sempat makan hingga siang karena padatnya kegiatan.
"Saat itu juga saya langsung telepon Mas Ganjar dan bilang kalau dalam waktu 5 menit tidak makan maka mulai hari itu saya ke mana-mana akan selalu ikut kegiatannya. Termasuk saat rapat. Saya kadang jadi istri yang cerewet kalau urusan telat makan karena mungkin kalau ajudannya tidak berani memaksa Mas Ganjar untuk makan."
"Itulah sedikit perbedaannya dibandingkan saat masa pacaran. Kalau masih pacaran mungkin mengingatkan pasangan untuk makan itu terkesan alay-alay."
"Kalau saat ini, saya sering mengingatkan Mas Ganjar jangan telat makan itu karena saya tidak ingin Mas Ganjar sakit di tengah padatnya kegiatannya," lanjutnya.
Sementara tentang waktu istirahat, Atiqoh menceritakan, Ganjar punya kebiasaan tidur di mobil saat dalam perjalanan menghadiri acara dari suatu tempat ke tempat lain.
Begitu masuk mobil, menurut Atiqoh, Ganjar akan menghabiskan waktu 15 menit memegang handphone untuk Twitter-an, membalas pesan maupun komentar di medsos, kemudian membuka aplikasi Whatsapp.
"Pertama yang dibuka dan dibalas adalah SMS, sedangkan yang terakhir dibuka adalah Whatsapp. Saya sama Mas Ganjar pun sampai sekarang komunikasinya sering lewat SMS, bukan Whatsapp," terangnya.
Atiqoh menyatakan akan mendukung sang suami secara total.
Ia mengaku tidak terlalu khawatir dengan aturan Bawaslu maupun Panwaslu terkait posisinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Yang penting saya mengikuti aturannya saja. Saya sadar betul posisi saya sebagai istri harus memberi semangat dan menguatkan Mas Ganjar, bukan justru membuatnya lemah. Tentu saja saya siap dengan segala risikonya," ungkap dia. (*)