TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak masyarakat untuk menjaga kondusifitas di pilkada mendatang.

Terciptanya lingkungan yang harmonis serta saling menghormati antarsesama akan sekaligus membuat iklim pembangunan terjaga.

“Mari semua menjunjung dan memupuk persaudaraan sehingga terwujud lingkungan tertib, aman serta nyaman,” ujarnya di sela menghadiri Malam Perayaan Tahun Baru Imlek bersama Xin Zhong Alumni Foundation di Surabaya, Jumat (2/3/2018).

Menurutnya, kesempatan untuk saling menjaga keharmonisan antarsesama harus selalu digulirkan, di manapun dan di saat kapanpun.

Menurutnya, rasa saling menghormati dan menghargai yang terjalin selama ini, terutama di Jatim diharapkan tetap dipertahankan meski secara politik berbeda pandangan.

“Tujuan utamanya adalah membangun Indonesia dari Jawa Timur,” ucap mantan ketua Gerakan Pemuda Ansor tersebut.

Selama ini, menurutnya, iklim keharmonisan telah terjaga. Bukan hanya oleh aparat keamanan, namun juga kerjasam semua pihak.

"Inilah yang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Jawa Timur harus menjadi contoh bahwa di dalam kebergaman itu, justru berdampak positif terhadap iklim pembangunan," jelasnya.

Sementara itu, pada malam perayaan Tahun Baru Imlek tersebut, turut hadir pasangan Gus Ipul untuk Pilkada 2018, Puti Guntur Soekarno beserta anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Indah Kurnia.

Pada kesempatan sama, Gus Ipul mengajak ribuan alumnus dari yayasan tersebut untuk menyanyikan lagu nasional berjudul Indonesia Pusaka.

“Acara seperti ini merupakan proses pendidikan karakter untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan. Bahkan, dari kesenian yang ditampilkan juga telah menunjukkan keharmonisan,” kata Wagub Jatim non aktif ini.

Pilkada Jatim yang digelar 27 Juni 2018 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2019-2024 diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di nomor urut satu, dan Gus Ipul-Puti di nomor urut dua.

Pasangan nomor satu merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor dua adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra.