Di 'Kampoeng Sinaoe' Bule-bule Relawan Antre Melamar Jadi Pengajar
Setiap bulan, rata-rata ada 10 relawan melamar. Tapi Azam membatasi dua orang saja. Meski orang asing, saat mengajar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- BANYAK relawan ikut menjadi guru di sini. Sebagian adalah mahasiswa jebolan Kampoeng SinAoe sendri. Ada yang mahasiswa S-1 dan S-2. Juga ada kuliah di luar negeri, tetap rajin mampir dan ikut mengajar ketika pulang ke Indonesia.
Yang paling spesial di sini, datangnya guru relawan dari luar negeri. Dari Amerika, Finlandia, Belanda, Ingris, Spanyol, Jepang, Korea, Australia, Singapura, dan lain-lain. Mereka datang bergilir. Biasanya mengajar selama seminggu atau dua minggu.
Meski relawan, mereka tidak sembarangan orang. Ada seleksi sebelum dipersilakan mengajar.
Baca: Geger! Ular Putih Raksasa 23 Meter Ditemukan Bersama Ular di Sebuah Gua di Manggarai
Baca: Duh Lelaki Ini Nekat Larikan Gadis di Bawah Umur, Sudah 2 Bulan Tinggal Bersama di Rumah Kontrakan
“Mereka biasanya mengajukan permohonan lewat email. Karena jumlahnya banyak, saya harus selektif,” tutur Azam.
Setiap bulan, rata-rata ada 10 relawan melamar. Tapi Azam membatasi dua orang saja. Meski orang asing, saat mengajar
mereka tidak dipanggil mister, tapi Pak atau Bu. Mereka juga wajib berpakaian sopan ala Indonesia, plus mengikuti adat istiadat di kampung ini.
Azam menuturkan, kedatangan para relawan itu berawal pada tahun 2007 silam. Saat di Jakarta, dia bertemu pria Belanda.
Pria itu mau ke Madura mencari jejak nenek moyangnya di masa kolonial.
Bule itu meminta tolong Azam menemaninya.
“Saya temani sampai empat hari, dan sebelum pulang saya ajak mampir ke sini untuk melihat anak-anak yang sedang belajar,” kisahnya.
Melihat banyak belajar di Kampoeng Sinaoe secara gratis, si bule menawarkan untuk mempromosikan di sejumlah negara.
“Kebetulan, bule dari Belanda tersebut saat itu hendak keliling Eropa. Dia punya jaringan ke lembaga-lembaga inddependen di sejumlah negara. Saya hanya diminta alamat email, kemudian memilih atau menyeleksi jika ada yang melamar,” sambung dia.
Ternyata benar, beberapa bulan setelah itu mulai ada calon relawan yang melamar lewat email Azam. Semakin hari jumlahnya pun semakin banyak, apalagi setelah ada sejumlah relawan datang ke Kampong Sinaoe yang begitu kembali ke negaranya juga turut mempromosikan ke jaringan-jaringannya di berbagai negara. (M Taufik)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Guru Asing Antre Mengajar di Kampoeng SinAoe: Relawan Berbagai Negara Terus Berdatangan