Warga Aceh Utara Kesulitan Air Bersih, Sumur-sumur Mulai Kering
Warga Aceh Utara dalam dua pekan terakhir ini kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON – Warga Aceh Utara dalam dua pekan terakhir ini kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Sumur yang menjadi sumber air bagian sebagian besar warga, kini mulai mengering.
Kondisi ini memaksa warga harus pergi ke sungai dan saluran irigasi, untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
"Selama ini, saya tidak pernah kesulitan air bersih. Jika suplai air dari Perusahaan Air Minum (PDAM) macet, kami memanfaatkan air sumur untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mencuci pakaian. Tapi, sekarang air sumur juga sudah mulai krisis lagi," ujar Aminah (48), warga Desa Alue Thoe, Kecamatan Matangkuli kepada Serambi, kemarin.
Baca: PDIP Godok Tiga Nama Kader Terbaiknya untuk Dampingi Jokowi
Menurut Aminah, biasanya air sumur mencapai 8-10 cincin, tapi sekarang hanya sekitar satu cincin lebih, sehingga tidak akan mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
"Di saluran irigasi dan sungai, memang masih ada air, tapi jarak dengan rumah kami sangat jauh, sehingga tidak memungkinkan," ungkapnya.
Zulfikar, warga Seunuddon juga menyebutkan hal serupa.
"Kawasan kami juga krisis air bersih dalam sumur, sehingga harus irit dalam menggunakan air, termasuk kadang harus mandi sehari supaya air sumur cukup untuk kebutuhan yang lebih penting," ucapnya.
"Daerah kami juga sudah lama tak diguyur hujan, sehingga terasa sangat gerah," tandas dia.
Baca: Jenia Tak Menyangka Jasad Tergantung di Pohon Belakang Rumahnya Ternyata Sang Suami
Muhammad, guru asal Kecamatan Baktiya menyebutkan, sebagian besar warga di kawasannya juga sudah kesulitan mencari air.
"Ada murid saya mengaku kalau pergi ke sekolah, harus datang ke saluran irigasi dulu untuk mandi, karena air sumur tak mencukupi," katanya.
Lain lagi penuturan Abdul Rafar. Menurut warga Tanah Jambo Aye ini, dirinya terpaksa mencari cincin sumur untuk menambah kedalaman sumurnya karena mulai kering.
"Tapi cincin sumur juga susah didapatkan sekarang. Kata pembuat cincin sumur, banyak permintaan selama dua bulan terakhir ini," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lhokseumawe, Nasrol menjelaskan, dalam 30 tahun terakhir suhu rata-rata 32 derajat celsius, tapi sekarang suhunya mencapai 33-35.
Baca: Penumpang Pesawat Qatar Airways Tertangkap Bawa 2 Kg Kokain saat Mendarat di Bandara Ngurah Rai
"Jadi memang sangat menyengat, karena itu sebaiknya hindari berada di lapangan dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB," imbaunya.
Kondisi panas ini terjadi karena matahari mengarah ke utara, dan posisi Aceh berada di belahan utara di zona musim.
Kondisi ini, katanya akan berlangsung sampai awal April mendatang.
"Karena panas yang terus menerus akan memacu terbentuknya awan, sehingga pada pertengahan April berpotensi hujan. Namun cuma hujan lokal, jadi tidak merata," papar Nasrol. (jaf)