Saat Mama Emi Menari di Jalan dan Berbaur dengan Warga Kupang
Aksi menari bersama itu tepatnya dilakukan di Bundaran PU, hanya beberapa puluh meter dari Jembatan Liliba, Kota Kupang.
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni, dikenal sosok yang sederhana dan membaur dengan masyarakat.
Hal ini bukanlah tanpa bukti, dalam pawai etnis Paskah yang digelar di Kota Kupang oleh Gereja Benyamin Oebufu Kupang, Minggu (1/4/2018) sore, Mama Emi, sapaan akrab Emelia turut menari bersama ribuan warga yang mengikuti pawai etnis tersebut.
Aksi menari bersama itu tepatnya dilakukan di Bundaran PU, hanya beberapa puluh meter dari Jembatan Liliba, Kota Kupang.
Pada awalnya, sosok perempuan berambut putih itu sedang melayani warga yang meminta berfoto bersama dirinya.
Mama Emi, seperti kesehariannya, dengan ramah selalu melayani warga yang ingin berfoto bersama dirinya.
Setelah selesai melayani warga berfoto bersama, pasangan Marianus Sae itu berdiri sekejap dan menonton warga yang sedang menari massal.
Sewaktu mendangar lagu 'Gemu Fa Mi Re' didendangkan, tanpa ragu Mama Emi berjalan ke kerumunan penari dan menari bersama warga lainnya.
Tokoh perempuan NTT itu sama sekali tidak membedakan posisinya dengan warga sekitarnya. Beberapa orang yang menari mengajaknya berbicara, dan mereka tertawa bersama sambil menari massal.
Lagu dan tarian 'Gemu Fa Mi Re' memang sedang populer dan sering ditarikan dalam pesta-pesta yang digelar warga. Setiap orang yang 'melantai' dengan lagu ini wajib mengikuti aturan dan instruksi penari yang menjadi pimpinan.
Tentu Mama Emi tak ingin ketinggalan. Dengan penuh senyum, politikus PDI Perjuangan itu mengikuti semua gerakan yang dicontohkan pemimpin tarian dan luapan bahagianya berbaur dengan tawa dengan warga.
Mama Emi pada sore itu tak hanya menari untuk satu lagu. Bersama warga lainnya, dia turut mengambil bagian dalam tarian Jai, tarian asal kabupaten Ngada.
Dalam momen menari Jai itu, bisa disaksikan betapa Mama Emi tak ingin ada perbedaan antara dirinya dengan warga sekitarnya, bahkan dengan suku-suku luar NTT.
Dua orang perempuan Minahasa, mengenakan pakaian kain panjang berwarna merah, menari berdampingan dengan Mama Emi.
Kadang, ketiga perempuan itu memutar-mutar tangan mereka mengikuti irama, dan tertawa bersama. Setelah selesai menari, Mama Emi kembali dan berdiri dengan beberapa warga di pinggir jalan.
Kembali dia dengan santun melayani warga yang meminta berfoto bersama dirinya. Sore itu, tidak terhitung banyaknya warga yang meminta berpose dengan satu-satunya calon perempuan d Pilgub NTT tersebut.