Tumpahan Minyak di Teluk Pertamina, Menteri Susi: Enam Bulan Belum Tentu Selesai
Hingga hari ke-8 tragedi tumpahan minyak akibat bocornya pipa Pertamina, kondisi perairan Teluk Balikpapan mulai bersih dari minyak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Hingga hari ke-8 tragedi tumpahan minyak akibat bocornya pipa Pertamina, kondisi perairan Teluk Balikpapan mulai bersih dari minyak.
Pertamina bersama masyarakat terus berusaha membersihkan tumpahan minyak yang sempat memenuhi Teluk Balikpapan.
Namun, menurut pantauan Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak, kondisi perairan Teluk Balikpapan belum sepenuhnya bersih dari cemaran tumpahan minyak.
Hal itu disampaikan Husain Suwarno, Koordinator Divisi Kampanye Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak kepada Tribun Kaltim, Sabtu (7/4/2018) siang melalui telepon.
Dia bersikukuh, hasil pengamatannya terbaru, pasca tragedi tumpahan minyak akhir pekan lalu, masih ditemukan ceceran minyak di beberapa titik di perairan Teluk Balikpapan.
Karena itu, tim Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak mempertanyakan laporan Pertamina dan Pemkot Balikpapan yang menyatakan 90 persen area Teluk Balikpapan sudah bebas dari imbas tumpahan minyak mentah.
Baca: Jokowi Tersenyum ketika Peserta Konvensi Nasional Teriakkan Pak Jokowi Dua Periode
"Puluhan nelayan belum bisa melaut, serta ratusan kilogram kepiting gagal jual akibat terpapar limbah minyak mentah, terutama di bagian hulu atau jantung Teluk," katanya.
Sesuai data Forum Peduli Teluk Balikpapan, ada 17 ribu hektare mangrove di Teluk Balikpapan berpotensi terdampak paparan limbah minyak.
Sementara data dari Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan mencatat dari total 80 kilometer garis pantai, 15 sampai 20 kilometer di antaranya terdampak.
"Kami ingin mendorong dan mendukung penuh kalau ada upaya Pemkot Balikpapan terkait gugatan untuk mengganti kerusakan dari dampak lingkungan yang ditimbulkan," tegas Husain.
Satu sisi juga, Polda Kaltim egera mempercepat proses penyelidikan seret ke meja pengadilan dengan cara objektif dan independen.
"Pendalaman investigasi pada patahan pipa milik Pertamina harus dijalankan secara objektif, transparan, tidak berpihak untuk kepentingan tertentu," ujarnya.
Baca: BREAKING NEWS: Pendaki Selandia Baru yang Hilang di Gunung Merbabu Ditemukan Tak Bernyawa
Sementara itu, di Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan butuh waktu enam bulan lebih untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut.
"Lama itu (membersihkannya), enam bulan belum tentu selesai," ujar Susi setelah menggelar konferensi pers di rumah dinasnya Jl Widya Chandra V No 26 Jakarta Selatan, Sabtu (7/4/2018).
Atas peristiwa itu, Susi mengaku sudah mengirim tim untuk menganalisa.
Selain itu, Susi juga meminta pada kedutaan untuk membantu bio teknologi maupun orang terutama dari Amerika Serikat.
"Kami minta bantuan kepada kedutaan untuk bantu bio teknologi maupun orang terutama dari AS untuk bisa memebantu penyelidikan untuk bisa investigasi. Kami juga koordinasi dengan tim KLHK," tuturnya.
Susi menambahkan akibat tumpahan minyak itu, dipastikan biota laut banyak yang mati.
Termasuk pula nelayan dirugikan namun belum diketahui berapa kerugiannya.