Posisi Bonita 'Dikunci' Lalu Ditembak, Ternyata Masih Kuat Berjalan 1 Kilometer Sebelum Roboh
Bonita sudah tertangkap dan dievakuasi sejak malam ini dari Pelangiran Kabupaten Inhil ke Rengat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Rizky Armanda
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Harimau Sumatera Bonita berhasil ditangkap tim rescue terpadu, Jumat (20/4/2018) pagi.
Kepala BBKSDA Riau Suharyono saat dikonfirmasi membenarkan perihal adanya penangkapan tersebut.
"Bonita sudah tertangkap dan dievakuasi malam ini dari Pelangiran Kabupaten Inhil ke Rengat," ujar dia.
Lanjut Suharyono, dari Rengat, harimau penerkam yang sampai menewaskan dua orang warga itu selanjutnya akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Kabuoaten Dharmasraya, Sumbar.
Namun untuk kronologis rinci bagaimana keberhasilan upaya penangkapan yang dilakukan, Suharyono belum mau menjelaskan.
"Besok (Sabtu) dijelaskan secara rinci bagaimana kronologis penangkapan dan teknis pembiusannya di kantor BBKSDA Riau bersama Direktur Jenderal KSDAE KLHK RI," sebut dia pada tribunpekanbaru.com.
Harimau Sumatera Bonita berhasil ditembak bius tim terpadu evakuasi.
Butuh kesabaran ekstra untuk menaklukan harimau yang sudah memakan korban manusia tersebut.
Meskipun sukses ditembak bius, Bonita ternyata tidak langsung roboh.
Bonita masih bisa berjalan hingga 1 kilometer jauhnya sebelum benar-benar berada di bawah pengaruh bius.
Harimau Sumatera Bonita berhasil dibius tim terpadu evakuasi harimau Bonita saat berada di Blok 76-77, Afdeling IV, Kebun Eboni PT. THIP, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil, Jum’at (20/4/2018) sekira pukul 06.15 WIB.
Awalnya tim terpadu yang beranggotkan BBKSDA Riau, Polres Inhil, Kodim 0314 Inhil, PT. THIP dan lainnya ini melihat pergerakan Bonita saat menggelar patroli.
Tanpa berpikir panjang, tim terpadu yang melihat Harimau Sumatera ini langsung memantau dan mengunci posisi Bonita dengan seksama.
“Tim terpadu berusaha untuk mendekati Bonita dengan tujuan mencapai jarak yang ideal untuk dilakukan penembakan bius,” ujar Kapolres Inhil AKBP Christian Rony, S.IK, MH melalui Kapolsek Pelangiran IPTU Muhammad Rafi pada tribuntembilahan.com.
Setelah mencapai jarak yang dirasa Ideal, drh. Dita yang ikut dalam rombongan tim terpadu langsung menembakan bius terhadap Bonita.
“Tembakan bius berhasil mengenai sasaran. Selanjutnya tim terpadu melakukan kegiatan memantau pergerakan Bonita secara berkelanjutan,” jelas Iptu Rafi lagi.
Tim akhirnya baru bisa memastikan kondisi Bonita sudah dalam keadaan pingsan setelah Si Belang berjalan lebih kurang sejauh 1.000 M, hingga akhirnya Tim Terpadu menemukan Bonita dalam keadaan pingsan akibat pengaruh dari penembakan bius.
“Saat ini kami berada di lokasi untuk ikut membantu team terpadu melakukan proses evakuasi,” imbuhnya.
Tembakan bius yang berhasil melumpuhkan Harimau Sumatera bernama Bonita bukanlah tembakan pertama.
Sebelumnya tim juga sudah menembakan bius demi menyelamatkan harimau tersebut.
Penembakan kala itu memasuki hari ke 73 penyelamatan Bonita tepatnya Jumat (16/3/2018).
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono secara resmi merilis kronologis penembakan bius terhadap Harimau Sumatera bernama Bonita saat itu.
Tim rescue gabungan sebanyak 54 orang, terdiri dari BBKSDA Riau, Pemerintahan Daerah Kabupten Inhil, Polres Inhil, Kodim Inhil, Yayaan Asari, WWF, PKHS, Veswick, PT TH Indo Plantation, PT Arara Abadi, dan masyarakat Dusun Sinar Danau.
Tim berhasil melepaskan tembakan bius, di jalur lintasan favorit Bonita, yaitu jalan poros sekitar Box Trap 3 , 4 dan 8 yang berada di areal perkebunan sawit PT TH Indo Plantation Blok 62 dan Blok 63.
Dengan kronologis sebagai berikut:
Perjumpaan pertama oleh regu 1 di Jalan Poros Areal PT TH Indo Plantation Blok Eboni 62 pada pukul
17.00 WIB, dengan kondisi Harimau Sumatera “Bonita” sedang duduk di bawah sawit.
Tim penembak bius dari regu 1, Perisomba langsung melakukan tembakan bius namun terhalang tangkai sawit
sehingga tidak mengena pada Bonita.
Kemudian, Bonita bangkit bergerak semakin ke dalam mengarah ke barat ke arah Blok Eboni 63 pada areal perkebunan PT TH Indo Plantation.
Regu 2 yang di koordinasikan oleh drh Dita memutuskan memutar arah dan menghadang di Blok Eboni 63.
Dalam perjalanan ke arah Blok Eboni 63 Regu 2 yang dikoordinasikan drh Dita bertemu dengan Harimau Sumatera Bonita dan melepas tembakan pada pukul 19.30 WIB.
Selanjutnya mengikuti pergerakan Bonita, namun arah pergerakan Harimau Sumatera ini kembali ke arah blok Eboni 62 .
Drh Dita kembali memutar mobil dari jalur poros masuk ke blok Eboni 62 dan ketika sampai pada pohon ke 18 hingga 20 pada Blok Eboni 62 Harimau Sumatera “Bonita” muncul di samping mobil.
Bonita lalu bergerak ke depan mobil menjauh.
Mobil terus mengikuti dan setelah bergerak 100 meter mobil terpuruk karena kondisi jalan rusak berat.
Harimau Sumatera Bonita terduduk dan dalam pengamatan kondisinya mulai muntah.
Tim kemudian berinisiatif untuk turun dari mobil berjalan mendekati Harimau Sumatera Bonita dengan kewaspadaan yang tinggi.
Pada pukul 23.50 WIB Regu 1 dan 3 yang di koordinasikan dr Anhar bergabung menuju Regu 2 (drh Dita) dan bersama-sama berjalan kaki mendekati Bonita sampai jarak kurang lebih 50 meter.
Ketika tim mendekat dan melepas tembakan yang ke 3 terhadap Bonita, namun harimau tersebut masuk ke dalam semak-semak sehingga tim kehilangan jejak.
Situasi penerangan lampu di lokasi hanya mengandalkan lampu sorot yang bersumber dari satu mobil sehingga penerangan di lokasi kebun yang bersemak sulit sehingga pergerakan Bonita tidak terdeteksi lagi.
Posko BBKSDA kemudian menghubungi pihak perusahaan PT TH Indo Platation untuk bisa menggerakan alat berat dan bulldozer dalam rangka membantu tim di lapangan untuk mengevakuasi kendaraan yang terpuruk semua.
Namun sampai jam 24.20 WIB masih belum terjangkau.
Tim pengamanan yang berasal dari TNI dan Polri serta masyarakat selanjutnya mengevakuasi tim medis dengan berjalan kaki dan keluar dari lokasi Blok Eboni 62 menuju ke Camp Eboni sampai dengan pukul 02.00 WIB.