Permintaan dari Luar Negeri Terus Meningkat, Lahan Kopi Gayo akan Direvitalisasi
Dalam rangka meningkatkan produksi kopi Gayo, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melakukan revitalisasi tanaman kopi seluas 13 ribu hektar pada 2018
Editor: Sugiyarto
Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka meningkatkan produksi kopi Gayo, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melakukan revitalisasi tanaman kopi seluas 13 ribu hektar pada 2018 ini.
Bupati Bener Meriah, Ahmadi, SE mengatakan hal itu di Jakarta, Selasa 25/4/2018).
Ahmadi baru saja kembali dari lawatan ke luar negeri mengikuti Speciality Coffee Expo di Seattle, Amerika Serikat.
Baca: Perusahaan Raksasa Starbucks Siap Beli Kopi Gayo Berapapun Harganya, Ini Permintaan Bupati
"Permintaan terhadap kopi Gayo terus meningkat tiap tahun. Kita akan melakukan revitalisasi kebun untuk memaksimalkan produksi kebun kopi," kata Ahmadi.
Disebutkan, masih banyak kebun kopi di Bener Meriah yang butuh revitalisasi dan peremajaan.
Saat ini produksi rata-rata 750 Kg sampai 1 ton per hektar.
Menurut bupati, produksi kebun kopi memiliki peluang besar untuk ditingkatkan, salah satunya melakukan revitalisasi dengan cara peremajaan, penggantian tanaman yang rusak dan tindakan intensifikasi lainnya.
Dari jumlah 13 hektar yang direvitaslisasi pada 2018, sejumlah 12 ribu hektar pendanaannya berasal dari APBK Bener Meriah, selebihnya 800 hektar dari APBA dan 200 hektar dari APBN.
Baca: Kopi Gayo Jadi Primadona di AS
Tahun anggaran 2019 mendatang, Pemerintah Provinsi Aceh menjanjikan anggaran untuk 5.000 hektar.
Bupati Ahmadi mengatakan, permintaan terhadap kopi Gayo terus meningkat sepanjang tahun.
Ia memperkirakan kelak, harga kopi bisa mencapai 200 ribu per Kg. Saat ini saja kopi Gayo dihargai 7,5 dolar Amerika atau 97 ribu rupiah.(*)