Memilukan, Ini Pesan Terakhir Dedi Korban Ledakan Sumur Minyak
Ia merupakan satu dari 12 orang korban yang meninggal dunia akibat terbakar di lokasi pengeboran sumur minyak di gampong tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Seni Hendri
TRIBUNNEWS.COM - "FUAD, tolong jaga mamak ku,” begitulah permintaan terakhir Dedi Syahputra kepada Fuad sebelum ia meninggal dunia di RSUD dr Zubir Mahmud, Aceh Timur.
Dedi Syahputra adalah korban terbakar di lokasi pengeboran minyak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu (25/4/2018) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
Ia merupakan satu dari 12 orang korban yang meninggal dunia akibat terbakar di lokasi pengeboran sumur minyak di gampong tersebut.
“Saat kami bawa Dedi ke Puskesmas menggunakan sepeda motor di atas pangkuan saya, Dedi memanggil saya, “Ad tolong jaga mamak ku” begitu pesan Dedi kepada saya, kemudian ia terus berzikir, dan akhirnya meninggal dunia di RSUD dr Zubir Mahmud,” ungkap Fuad kepada Serambinews.com, Rabu malam.
Saat Dedi dibawa ke Puskesmas, jelas Fuad, kondisi Dedi kritis karena mengalami luka bakar sangat serius.
“Dedi adalah tulang punggung bagi keluarganya,” tambah Fuad.
Fuad menceritakan kronologis terjadinya kebakaran.
Saat itu, katanya, ia juga sedang melakukan pengeboran sekitar 700 meter dari lokasi sumur minyak yang terbakar.
“Pertama sekitar pukul 01.30 WIB, kami dengar suara ledakan keras disertai getaran. Tak lama kemudian kami dengar lagi ledakan kedua yang diikuti dengan kobaran api membumbung tinggi,” ungkap Fuad, seraya mengatakan saat itu ia dan sejumlah warga langsung mendatangi lokasi kejadian.
Saat tiba di lokasi sumur minyak yang terbakar itu, ungkap Fuad, ia berusaha membantu sejumlah warga yang terbakar, namun gas disertai minyak, air, dan api terus menyembur seperti hujan minyak, sehingga warga tidak bisa berbuat banyak.
Keadaan sangat panik, sejumlah korban yang terbakar berteriak minta tolong dari dalam kobaran api.
Sebagian ada yang menyelamatkan diri dengan cara masuk ke dalam kolam, dan lumpur, dan sebagian lagi ada yang berlari ke jalan meminta tolong dengan kondisi tubuh terbakar.
Sebelum sumur tersebut terbakar, jelas Fuad, sumur minyak tersebut telah dibor sekitar 20 hari dengan kedalaman sekitar 258 meter atau sekitar 43 batang pipa dengan ukuran pipa 6 meter per pipa.
Sumur minyak itu berada sekitar 15 meter di samping rumah Zainabah selaku pemilik lahan.
Namun, Zainabah, dan keluarganya tidak ada yang menjadi korban, karena lebih dulu menyelamatkan diri.
Sumur minyak tersebut, jelas Fuad, sudah dibor menggunakan reg tradisional dengan kedalaman 258 meter atau sekitar 45 batang pipa.
Setelah dibor, sambung Fuad, pekerja memasukan casing pipa ke dalam sumur minyak tersebut.
“Tapi baru 15 casing pipa yang masuk minyak sudah menyembur ke luar, dan mengalir ke parit sekitar 500 meter. Pekerja tetap fokus pada titik sumur minyak, sedangkan sejumlah warga dalam gelap berdatangan membawa ember mengambil minyak. Saat itulah tiba-tiba terjadi kebakaran tanpa diketahui sumber apinya,” jelas Fuad.
Tidak hanya titik sumur, api juga menjalar sepanjang parit yang dialiri minyak. Tiga rumah yang berdekatan dengan lokasi sumur juga ikut terbakar.
“Saat itu keadaan sangat panik, korban dengan keadaan terbakar berlarian kocar-kacir menyelamatkan diri dalam gelap. Sebagian telah meninggal dunia dalam kobaran api tersebut,” ungkap Faud, seraya menyebutkan, saat itu warga takut untuk membantu karena api sangat besar.
Fuad mengaku selain Dedi Syahputra, ia juga sempat menyelamatkan 8 korban lainnya. Namun, 7 diantaranya meninggal dunia.
Baca: Ini Langkah Dilakukan Irwandi-Nova Untuk Menangani Kebakaran Sumur Minyak di Aceh Timur
Seperti diberitakan sebelumnya, sumur minyak tradisional di Dusun Bhakti, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, terbakar Rabu (25/4/2018) dini hari akibatnya puluhan warga meninggal dunia, dan puluhan lainnya mengalami luka bakar serius.
Amatan Serambinews.com, di lapangan tekanan semburan gas disertai minyak dan air sangat tinggi. Api membumbung tinggi sekitar 100 meter, dengan suara gemuruh.
TNI/Polri dari jarak 200 meter terus mengawasi lokasi kebakaran agar tidak ada warga yang mendekat ke lokasi kebakaran ini. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pesan Terakhir Dedi, Korban Ledakan Sumur Minyak: "Fuad Tolong Jaga Mamak Ku”