Akademisi Undana Jadi Panelis Diskusi Buku Staging Point RI Abad 21
Buku Maluku "Staging Point RI Abad 21 resmi didiskusikan di Aula Stela Maris, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (4/5/2018
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO - Buku Maluku "Staging Point RI Abad 21 resmi didiskusikan di Aula Stela Maris, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (4/5/2018).
Buku yang ditulis Anggota DPR RI, Komarudin Watubun ini dihadiri dua orang panelis dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof Tans Feliks dan Piet Elias Jemadu.
Diskusi buku ini juga dihadiri berbagai kalangan, seperti Ketua DPRD Manggarai Barat, Blasius Jeramun, tokoh masyarakat, tokoh agama, pimpinan partai politik, aktivis, birokrat, para guru dan para pelajar.
Dalam pemaparannya, Komarudin yang juga sebagai Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan mengatakan, buku Maluku "Staging Point RI Abad 21" ini sudah dimiliki Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI, instansi pemerintahan dan berbagai kalangan.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, buku ini sesungguhnya berisi dokumen yang merupakan riset sejak ratusan tahun lalu mengenai Maluku terkait produksi, ekstraksi, dan perdagangan rempah-rempah yang selalu menjadi tanda alam atas lahir dan redupnya kerajaan-kerajaan serta peradaban di dunia.
"Dalam riset dari sejumlah bukti arkeologis menyebutkan bahwa pada rempah-rempah asal Maluku sudah diperjualbelikan di Persia pada abad ke-17 pra-Masehi. Yunani pada pra-Masehi mencatat kemajuan sains, filsafat, dan teknologi ketika konsumsi rempah-rempah sangat besar,” papar Komarudin di Aula Stelamaris, Labuan Bajo, Jumat (4/5/2018).
Komarudin menambahkan, kekaisaran Romawi pra-Masehi juga mencatat konsumsi rempah sangat besar yang dipasok dari India.
“Bahkan, pada era Firaun Mesir pra-Masehi pada masa itu Maluku disebut jazirat-al-mulk,” ujar Komarudin.
Kebangkitan Eropa lanjutnya ditandai dengan konsumsi rempah yang sangat besar pada abad 15-18 M. Pada masa itu lahir Revolusi Industri di Eropa Barat.
Sementara itu, dua Panelis Undana Kupang, Prof Tans Feliks dan Piet Elias Jemadu mengapresiasi terhadap isi buku tersebut, sebab menuangkan banyak data dan dokumen autintik tentang sejarah bangsa.
"Buku yang ditulis pak Komarudin ini sangat bagus, sebab selain mengungkapkan sejarah penting tentang Maluku, Papua, dan NTT juga banyak memaparkan berbagai data dan dokumen sehubungan pergerakan ekonomi Indonesia Timur yang menjadi bagian penting dari Indonesia," kata Piet Jemadu.
Hal senada juga dikatakan Prof Tans Feliks, menurutnya secara keseluruhan buku Staging Point RI Abad 21 ini sangat bagus, untuk itu Ia meminta untuk mendiskusikannya di seluruh Indonesia khususnya Indonesia Timur.
"Saya apresiasi kepada penulis pak Komarudin dan secara keseluruhan isi buku ini sangat bagus dan bila perlu didiskusikan seluruh Indonesia," ujar Prof Tans Feliks.
Sebelumnya, buku setebal 431 halaman ini telah resmi diluncurkan di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (28/11/2017) lalu.
Dalam buku ini memaparkan gambaran daya saing Indonesia kira-kira 100 tahun ke depan dengan melihat dan belajar dari nilai sejarah, serta nilai strategis kawasan (staging point) Maluku.