Kunjungan ke Banyuwangi, Mendag Ingin Gandeng NU Kembangkan Ritel Berbasis Keumatan
Dalam pertemuan yang dihelat di Kantor NU Banyuwangi itu, Mendag bakal menggandeng NU untuk membuka ritel berbasis keumatan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Dalam rangkaian kunjungannya selama dua hari di Banyuwangi, Menteri Perdagangan RI Enggartistasto Lukita, menyempatkan diri untuk bertemu dengan Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Banyuwangi.
Dalam pertemuan yang dihelat di Kantor NU Banyuwangi itu, Mendag bakal menggandeng NU untuk membuka ritel berbasis keumatan.
Dalam kesempatan ini Enggar menyampaikan bahwa ekonomi kerakayatan merupakan salah satu tugas dari presiden yang mendapat skala prioritas.
NU sebagai organisasi dengan jumlah anggota terbesar terutama di Banyuwangi patut menjadi mitra.
"Ada tiga tugas pokok yang dibebankan presiden kepada saya, yakni menjaga stok kebutuhan pokok, menurunkan harga dan mengembangkan sektor ekonomi kerakyatan. Kamis sedang fokus membuka dan menata pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar modern, selain itu kami juga akan kuatkan ekonomi berbasis keumatan" kata Enggar.
Rencana ritel tersebut, terang Enggar, akan menjadi satu bagian dengan Ummart yang bakal dilaunching oleh Menteri Perdagangan dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada Minggu (12/5). Yaitu toko ritel atau minimarket yang berbasis pesantren.
Akan tetapi, untuk ritel yang dikembangkan bersama NU Banyuwangi tidak ditempatkan di pesantren. Namun berada di kantor-kantor MWC NU yang dinilai representatif.
Dari tujuh kantor yang diajukan oleh PCNU Banyuwangi ada empat tempat yang dinilai Mendag cukup representarif. Yakni, Kantor MWC NU Wongsorejo, MWC NU Kabat, MWC NU Glenmore, dan MWC NU Kalibaru.
"Nanti, tim dari Ummart akan turun untuk meninjau tempatnya. Sekaligus nanti juga bakal diberikan berbagai macam pelatihan untuk mengelola ritel modern," ungkap Mendag.
Hal tersebut diasambut baik oleh KH. Ali Makki Zaini ketua Tanfidziah PCNU Banyuwangi, menurut Gus Makki dengan 25 MWC yang dimiliki NU Banyuwangi bisa mengambil kesempatan tersebut, nantinya ranting-ranting yang akan siap menjadi konsumen.
"Ini merupakan kesempatan yang bagus. Apabila 25 MWC masing-masing bisa memiliki satu ritel, sedangkan ranting men-support dengan membeli kebutuhanya di sana, makan NU akan semakin kuat", ungkap Gus Makki.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang turut hadir dalam acara sambung hati tersebut, berjanji akan turut serta untuk ikut menyukseskan program tersebut.
Menurutnya, jika permasalahan ekonomi di kalangan warga NU ini, bisa diselesaikan, maka separuh permasalahan bangsa Indonesia ini juga bakal selesai.
Untuk itu, harap Anas, program ini nantinya bisa ditangani secara profesional dengan melibatkan para pengusaha nahdliyin yang kredibel untuk mengelolanya.
"Jangan sampai nanti orang yang bukan ahli dagang yang menanganinya. Bisa kacau dan tak bertahan lama."
"Tangani oleh santri yang memang memiliki kemampuan. Insyallah di kalangan warga NU, banyak santri yang handal dalam berdagang," ungkapnya.
Kegiatan sambung hati tersebut dihadiri oleh Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziah MWC NU se-Banyuwangi, Badan Otonom serta segenap pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Banyuwangi.