Ini Pesan Juru Kunci Terkait Aktivitas Gunung Merapi Hari Ini
Putra ketiga dari Mbah Maridjan tersebut mengatakan sebenarnya ada tanda-tanda alam namun tidak terlalu menghiraukan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN- Juru kunci Gunung Merapi, Masbekel Anom Surakso Sihono dan keluarga sedang nyekar ke makam sebelum suara gemuruh muncul dari Gunung Merapi.
"Sedang nyekar tadi, terus ya ada gemuruh. Kalau getaran-getaran saya kurang memperhatikan, ya terus ikut turun, tetapi nggak jauh," kata Mbah Asih, sapaannya.
Mbah Asih menuturkan warga panik saat erupsi terjadi.
Mereka pun lantas berhamburan, berlari untuk mencari tempat aman.
Ia adalah orang terakhir yang turun dari makam.
"Saya orang terakhir yang turun. Ya sebisa-bisa saya memohon dan berdoa pada Allah supaya diberikan keselamatan, ternyata terus reda ya kami kembali lagi. Lha wong tadi lagi bersih-bersih," tuturnya.
Putra ketiga dari Mbah Maridjan tersebut mengatakan sebenarnya ada tanda-tanda alam namun tidak terlalu menghiraukan.
Ia mengira, tanda tersebut hanya karena pergantian musim.
"Ya dilihat dari asapnya, agak keruh. Suhunya agak naik, agak panas. Suhu naik sudah 4 hari, saya nggak berpikir sampai situ, karena kan sekarang ya mulai musim panas," kata Mbah Asih.
Ia melanjutkan, biasanya Gunung Merapi hanya meletus sekali sehingga kemungkinan untuk terjadi susulan kecil.
Namun ia tak bisa memastikan hal tersebut.
"Biasanya kalau Merapi itu cuma sekali, nggak ada susulan, mudah-mudahan tidak ada. Mirip seperti tahun 1997, tetapi kalau tahun 1997 lebih besar. Sekitar Merapi sempat gelap, meletus ya terus sudah," lanjutnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tetap waspada.
Ia berharap masyarakat jangan lengah untuk melihat kondisi.
"Masyarakat jangan takut dan jangan panik. Tetapi juga harus waspada, bukan berarti pindah status, jangan lengah melihat kondisi," imbaunya.
Mbah Asih melanjutkan, wisata ke Merapi hendaknya istirahat dan biarkan suasana reda dulu.
"Biar reda dulu, men ayem sik. Dalam kondisi seperti ini ya waspada dulu. Ya mohon doanya saja," pungkasnya sebelum menuju ke makam Mbah Maridjan.