Petunjuk Yang Menggiring Polisi Cepat Mengungkap Pembunuhan Rika Karina
Ahen yang merupakan customer atau pelanggan dari produk kosmetik yang dijajakan korban, Rika Karina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Rika Karina, mayat dalam kardus yang ditaruh di atas sepeda motor sontak menggegerkan masyarakat Kota Medan.
Pihak kepolisian bekerja tangkas dan cepat. Sehari setelah pembunuhan sadis itu, si pelaku berhasil diringkus.
Ternyata, pria yang ditangkap tersebut yakni, Hendri alias Ahen (31) warga Jalan Platina Perumahan Ivory, Kecamatan Medan Deli Kelurahan Titi Papan.
Ahen yang merupakan customer atau pelanggan dari produk kosmetik yang dijajakan korban, Rika Karina.
Kanit II Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut Kompol Hendra Eko Triyulianto menuturkan berdasarkan hasil lidik dari lapangan ada saksi yang melihat pelaku keluar dari Kompleks perumahan tempat tinggalnya dengan mengendarai kendaraan yang bukan miliknya sambil membawa kotak kardus di belakangan jok motornya.
"Kami (polisi) setelah mendapat informasi tersebut dan disesuaikan dengan CCTV yang ditemukan di lapangan, bahwa ciri-ciri pelaku sesuai dengan pelaku yang kami amankan.
Kemudian tim gabungan dari Jatanras Poldasu, Jatanras Polrestabes Medan dan Unit Reskrim Polsek Medan Barat melakukan penggerebekan di kediaman pelaku," ujarnya, Kamis (7/6/2018).
Dari hasil interogasi, tersangka mengakui perbuatannya. Polisi kemudian melakukan pencarian barang bukti yang dibuang oleh pelaku di sekitar tempat kejadian perkara.
Namun di tengah pencarian, polisi melumpuhkan kaki sebelah kanan karena melawan. Tersangka kini dibawa ke RS Bhayangkara, untuk mendapatkan perawatan.
Mengenai kronoligi pembunuhan, dikatakan, saat itu, korban datang ke rumah pelaku di Jalan Platina Perumahan Ivory nomor 1 M. Kecamatan Medan Deli Kelurahan Titi Papan.
Di rumah tersebut, terjadi cekcok mulut yang diduga disebabkan perjanjian jual beli kosmetik.
"Jadi pelaku geram karena barang pesanan kosmetik yang dipesan kepada korban tak kunjung tiba. Sementara korban sampai saat ini belum memberikan barang kosmetik yang sudah di beli dan di bayar oleh pelaku sebesar Rp 4, 2 ribu pembayaran tersebut di lakukan sekitar tanggal 31 Mei 2018 di Milenium Plaza (tempat korban bekerja)," tambahnya.
Kompol Hendra Eko Triyulianto menjelaskan kembali, setelah terjadi cekcok mulut kemudian Hendri menganiaya korban dengan membenturkan kepala korban ke dinding tembok rumah dan menikam leher korban dengan menggunakan pisau lalu menyayat pergelangan tangan korban sehingga korban meninggal dunia. Kemudian Hendri memasukan jasad korban kedalam sejenis koper jenis kain, kemudian dibungkus kardus dilakban.
"Pelaku kemudian membawa bungkusan tersebut dengan menggunakan sepeda motor korban ke arah TKP di mana ditemukan sepeda motor dan jasad korban dan meninggalkan sepeda motor beserta bungkusan kardus yang berisi jasad korban. Hendri meninggalkan sepeda motor dan mayat dengan cara berjalan kaki ke arah jalan karya dan melemparkan helm korban ke pekarangan kosong milik warga seputran tempat kejadian perkara (TKP).
"Jadi pelaku ini meninggalkan sepeda motornya kemudian menyetop becak dan ia pulang ke rumahnya. Sekitar pukul 05.00 WIB, Hendri membawa bungkusan plastik hitam yang berisi baju, sandal lalu membuangnya ke Sungai Deli," kata Kompol Hendra Eko Triyulianto
Pelaku berhasil diamankan di Jalan Platina Perumahan Ivory sekitar pukul 03.00 WIB.
Dari tangan pelaku, polisi berhasil amankan satu bilah pisau dengan gagang warna hijau, satu potong celana jeans pendek warna biru, satu buah jaket warna hitam, dua unit HP merk samsung dan Coolpad dan ang senilai Rp 2,7 juta.
Permohonan Abang Kandung Korban
Meninggalnya Rika Karina memunculkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga besarnya. Saat ditemui di kediaman orangtuanya, di Jalan Tangguk Bongkar 9, Gang Ikhlas No 11, Mandala, Andi sebagai abang kandung korban sangat terpukul terhadap kematian adik kandungnya tersebut.
Andi yang sebagai anak pertama dari pasangan Muhammad Sahuri dan Sarinah,
tidak bisa menutupi kesedihannya saat diwawancarai Tribunmedan.com.
Pria yang berbaju kaus warna biru ini, terus mengeluarkan air matanya karena merasa gagal sebagai seorang abang dari Rika.
"Saya enggak tahu mau bilang apa. Rencananya kami mau liburan ke pantai lebaran ini. Kemarin udah ku rencanakan itu. Tapi, saat kejadian ini, saya sangat terpukul," uangkapnya saat ditemui Tribunmedan.com dikediamannya, di Jalan Tangguk Bongkar 9.
Saat diwawancarai, pria yang memakai celana pendek ini, tidak bisa menahan air matanya, karena Rika adalah sosok adik yang baik baginya.
"Dia baik sekali itu. Terakhir kami komunikasi pada Kamis (19/4/2018). Memang dia sosok pendiam, enggak banyak ngomong. Saya tahunya, kejadian ini dari bapak," ucapnya lagi sembari berusaha menahan air matanya.
Kini, harapan Andi untuk mengajak adiknya tersebut liburan ke pantai tidak akan bisa terjadi, karena adik cantiknya tersebut telah tiada.
"Itulah, rencana mau ngajak ke pantai lebaran ini. Tapi dengar kabar ini, syaan menangis mengingat dia," ungkapnya lagi.
Andi yang sebagai abang kandung korban berharap bahwa pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Pokoknya seberat-beratnya. Kami mau dia dihukum sepantasnya," katanya.