Pengakuan Penari Kuda Lumping Saat Makan Kaca: Saya Tidak Pernah Merasa Sakit
Sejumlah orang memegangi tubuh Rohman Silahuddin yang meronta-ronta sambil memegangi sebuah kuda lumping.
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Sejumlah orang memegangi tubuh Rohman Silahuddin yang meronta-ronta sambil memegangi sebuah kuda lumping.
Mimik wajah Rohman tampak aneh.
Matanya melotot, mirip ekspresi orang marah.
Baca: Dikira Sudah Meninggal Dunia, Penayo Pulang ke Rumah Saat Upacara Kematian
"Dia kesurupan roh halus. Itu biasa kalau kami pentas. Tiap penari memiliki roh dalam, yang dapat merasuki tubuh saat menarikan Jaran Eblek," kata Ketua Kelompok Tari Jaran Eblek Tri Tunggal, Sudaryono, kepada Tribunjateng.com (TRIBUN-network).
Kelompok tari asal Kebumen itu mementaskan Jaran Eblek di Desa Kedung Winangun, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Selasa (19/6/2018).
Acara mulai pukul 09.00 hingga jelang petang pada acara kampanye pilihan gubernur Jawa Tengah.
Suara tabuhan gamelan dan tembang jawa riuh terdengar mengiringi pentas itu.
Sejurus kemudian, Rohman tampak sudah sadar.
Dia berdiri sambil beberapa kali meludah.
Pemuda desa setempat itu tak sadar sudah memakan kemenyan dan beling dari pecahan botol kaca.
"Saat kerasukan rasanya seperti sedang bermimpi jalan. Suasana sepi, sunyi. Saya tidak melihat sosok yang merasuki," ungkap Rohman.
Bagaimana dengan pecahan kaca yang sempat termakan?
Baca: Gareth Southgate Bersyukur Cederanya itu Bukan Cedera Pemain Inggris
Rohman menjawab material tersebut seakan menjadi air di dalam tubuh.
"Jadi aman. Saya tidak pernah merasa sakit setelah memakan kaca. Sudah berulang kali ikut menarikan Jaran Eblek ini," ujarnya. (*)