Mengintip Kegiatan Deradikalisasi yang Diinisiasi Para Mantan Terpidana Teroris di Lamongan
Selama dua hari, 25-26 Juni, kegiatan tahunan YLP untuk membina anak-anak mantan napiter dan kombatan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang didirikan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) dan mantan instruktur perakit bom, Ali Fauzi, bersama para mantan napi teroris (napiter) semakin eksis dalam menjalankan program deradikalisasi.
Paling tidak, kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan di lembaga YLP, dengan memanfaatkan gedung sekolah yang dibangun BNPT di Desa Tenggulun Kecamatan Solomuro, tanah kelahiran trio bomber Ali Mukhlas, Ali Imron dan Amrozi.
Selama dua hari, 25-26 Juni, kegiatan tahunan YLP untuk membina anak-anak mantan napiter dan kombatan.
Kegiatan kali ini dilaksanakan di alam terbuka, tepatnya di lereng Gunung Welirang Malang Jawa Timur.
"Pendidilan ini kami laksanakan selama dua hari. Ada 37 peserta yang merupakan anak para napiter dan komandan, termasuk sejumlah keponakan dan cucu Ali Fauzi," kata Ali Fauzi, Senin (25/6/2018) malam.
Mereka dididik untuk menjadi generasi tangguh dan juga generasi yang punya imunitas terhadap paham ekstrimisme. Hal ini agar terhindar dari pengaruh radikalisme yang menjurus ke arah terorisme.
"Para peserta didampingi 9 pembimbing mantan napiter," katanya.
Materi yang diajarkan mengenai kedisiplinan, memahami Islam, ramah bukan marah, serta menghargai sesama manusia, dengan tetap menjalankan salat lima waktu yang wajib berjamaah.
Tidak ada materi fisik, hanya latihan disiplin dan baris berbaris. Sementara untuk materi ilmiah lebih fokus bagaimana cara mengubah mindset lama ke yang baru.
Diakui dari para peserta terkadang muncul pertanyaan mengapa bapak mereka sampai ada yang dipenjara.
Menurut Manzi, panggilan Ali Fauzi, agak susah menjawabnya. Tapi kemudian ia menjelaskan dengan jawaban, bahwa bapaknya yang masuk penjara itu karena terlibat dengan penembakan anggota polisi.
"Ya tentu ketika pak polisi ditembak, pak polisi balas nembak," kata Ali Fauzi pada beberapa peserta.
Dipilihnya alam terbuka sebagai tempat pendidikan, menurut adik kandung trio bomber Bali ini, karena belajar di alam terbuka berbeda dengan di ruang kelas.
Alam banyak mengajarkan tentang hidup kebebasan. Namun tetap pada batasan harus menghargai orang lain.
"Tahun ini ke gunung Welirang, tahun depan bisa ke Semeru, Bromo atau Arjuna," ungkap Ali Fauzi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.