Kisah TKI Asal Bali Meninggal di Turki, Ini Firasat Sang Bunda
Belum diketahui secara pasti penyakit apa yang diderita oleh Pariani hingga menyebabkan ia meninggal dunia
Editor: Eko Sutriyanto
Ia juga pernah bermimpi buruk tentang anaknya. Dalam mimpi itu, almarhum mengaku ketakutan. Ada sosok yang menarik-narik tangan anaknya itu.
"Habis mimpi itu saya langsung menelepon suruh dia pulang. Tidak usah lagi diperpanjang kontraknya. Mending cari kerja di Bali, dan dia mau. Katanya bulan Desember baru bisa pulang," terangnya.
Masesangi
Srigati merasa sangat terpukul ketika mengingat rencana anak kesayangannya itu yang ingin menikah bersama dengan seorang pria asal Turki.
Sang anak rencananya akan mengajak kekasihnya ke kampung halamannya, sembari meminta restu untuk menikah pada Desember 2018 mendatang.
"Katanya dia mau menikah dengan orang Turki. Pacarnya katanya usianya lebih tua. Habis menikah mau tinggal lagi di Turki. Dia juga minta ke saya buat menyiapkan enam ekor babi untuk masesangi kalau dia sudah pulang nanti," tuturnya.
Almarhum Pariani memang sempat menikah dengan seorang pria asal Kabupaten Karangasem. Namun ia sudah lama bercerai, sejak anaknya masih duduk dibangku kelas 1 SD.
Sebelum bekerja di Turki, Pariani juga pernah bekerja di tempat spa kawasan Denpasar.
"Dia mengikuti sepupunya, Kadek Restiti untuk ikut bekerja di Turki. Sepupunya itu sudah dua tahun bekerja di Turki. Gajinya lebih banyak, makanya dia juga kepingin kerja di sana. Almarhum sering ngirimin adik-adiknya uang, paling banyak Rp 10 juta. Anaknya memang baik sekali," ujarnya.
KBRI Minta Surat Keterangan Tak Mampu
Kepala Dusun Alassari, Ketut Roy mengatakan, hingga kemarin, pihaknya belum menerima informasi terkait kepastian apakah jenazah Pariani bisa dipulangkan atau tidak.
Ia mengaku mendapatkan informasi meninggalnya Pariani dari ayah almarhum yang ingin dibuatkan surat pernyataan mengizinkan untuk mencabut selang oksigen dan membuka alat-alat medis yang dipasangkan di tubuh Pariani.
"Surat pernyataan mengizinkan membuka alat-alat medis itu dibuat hari Senin pekan lalu. Dokter yang menangani mengatakan almarhum sudah koma selama dua pekan dan tidak bisa merubah keadaan. Ya kami fasilitasi, ditandatangi melalui perbekel lalu dikirim ke sepupunya melalui foto," jelasnya.
Kemarin, orangtua almarhum kembali mendatanginya untuk meminta surat keterangan tidak mampu sebagai persyaratan untuk memulangkan jenazah ke Bali.
"Itu syarat yang diminta oleh KBRI di Turki biar jenazahnya bisa pulang. Seadanya biayanya mahal, lebih baik direlakan untuk dikremasi di sana. Nanti diupacarai di Bali menyesuaikan. Mudah-mudahan bisa cepat di pulangkan," tutupnya. (*)