Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenangan Fenomenal Sang Muazin Sosial

Seorang yang dikenal sebagai muazin sosial, Helmi Hasan, keluar sebagai kampiun dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kemenangan Fenomenal Sang Muazin Sosial
Ist/Tribunnews.com
Helmi Hasan. 

TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Diantara 171 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak se Indonesia tahun 2018 yang digelar Rabu (27/6/2018), tidak ada yang lebih unik daripada apa yang terjadi di Kota Bengkulu.

Seorang yang dikenal sebagai muazin sosial, Helmi Hasan, keluar sebagai kampiun dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.

Dikatakan unik, karena sejak awal setelah pendaftaran atau pada awal Februari 2018, Helmi Hasan telah meninggalkan Kota Bengkulu, tempat dimana seharusnya ia berada di tengah-tengah warga dan melaksanakan kampanye, merebut simpati rakyat.

Helmi baru kembali ke Bengkulu hanya sepekan menjelang pemilihan berlangsung atau pada tanggal 21 Juni 2018. Selama meninggalkan Bengkulu, Helmi fokus kepada ibadah, mendekatkan diri kepada Allah.

Sebelumnya, Helmi memang tak berniat untuk mencalonkan diri. Di Lampung, ia dicalonkan untuk berpasangan dengan calon petahana Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo. Di Bengkulu warga Kota Bengkulu mencalonkan dirinya untuk kembali maju, meski ia tak mengkehendaki.

Hati Helmi luluh setelah ribuan doa dilantunkan agar ia kembali mencalonkan diri di Bengkulu. Tepat sebelum masa penutupan pendaftaran pencalonan Pemilihan Walikota (Pilwakot) tepatnya pada tanggal 10 Januari 2018, bersama kader Partai Gerindra Dedy Wahyudi, wakilnya, Helmi mendatangi KPU Kota Bengkulu.

Menariknya, sebelum masuk ke KPU Kota Bengkulu, Helmi dan Dedy dicegat oleh para kader Partai Demokrat yang secara tiba-tiba menyatakan dukungannya terhadap pasangan itu. Partai Demokrat mendukung dengan tulus, tanpa komitmen atau kompensasi apapun.

Berita Rekomendasi

Meski tak menghadiri hampir seluruh proses kampanye, seluruh pembangunan yang dilakukan Helmi Hasan selama ia menjabat sebagai walikota periode 2013-2018 oleh publik seakan menjelma menjadi alat kampanyenya yang efektif.

Ketika rakyat melihat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bengkulu dan merasakan pelayanan kesehatannya yang ramah walau terhadap kalangan ekonomi tak mampu, rakyat mengingat Helmi Hasan.

Ketika rakyat melihat Taman Smart City, Taman Pantai Berkas, Taman Nusa Indah, dan taman-taman lainnya, rakyat mengingat Helmi Hasan.

Ketika rakyat melewati ribuan titik jalan kota yang mulus dan lebar lengkap dengan trotoar serta drainasenya, rakyat mengingat Helmi Hasan.

Puluhan ribu warga telah menerima bantuan modal usaha Satu Miliar Satu Kelurahan (Samisake) sepanjang lima tahun Helmi menjabat sebagai Walikota.

Sepanjang tahun sejak berkuasa tahun 2013, Helmi menjenguk warga kota yang sakit dan membawanya berobat hingga sembuh dengan program Jemput Sakit Pulang Sehat (JSPS) InsyaAllah.

Bila Presiden Joko Widodo gemar melalukan blusukan untuk menyerap aspirasi warga masyarakat, Helmi melakukan safari dari masjid ke masjid. Ia melaksanakan salat berjamaah lalu duduk sama rendah bersama warga untuk mendengar keluh kesah dan mencarikan solusi berbagai permasalahan kota dengan perangkat Pemerintahan yang ia ajak ketika melakukan safari.

Berbagai perbuatannya itulah yang membuat politisi PAN tersebut merasa yakin bahwa ia tak perlu melakukan apapun dalam pencalonannya kembali sebagai Walikota Bengkulu periode jabatan 2018-2023. Ia menolak melakukan kampanye, bahkan kampanye akbar sekalipun. Kemenangan Helmi bersih, tanpa politik bagi-bagi sembako maupun uang.

“Kekuasaan itu given (diberikan, red). Amanah yang sangat berat. Semoga Allah tolong kita sebagaimana para sahabat,” ucap Helmi ketika meninggalkan Bengkulu selama empat bulan untuk melaksanakan khuruj fisabilillah setelah mendaftarkan diri ke KPU.

Helmi menjelaskan, dia tidak berharap mendapatkan dukungan karena jalan mulus ekonomi bagus, karena telah berdirinya RSUD Kota Bengkulu, karena berdirinya BPRS Fadhilah, karena kredit lunak untuk warga berwirausaha, dan karena pembangunan-pembangunan lainnya selama ia menjabat sebagai walikota. Menurutnya, semua itu adalah berkat Allah dan warga Kota Bengkulu yang ia cintai.

“Saya serahkan semua kepada Allah SWT dan masyarakat Kota Bengkulu. Semoga Allah berikan walikota yang mencintai dan dicintai masyarakat, yang mengajak kepada kebahagiaan, keselamatan dunia akhirat,” demikian Helmi.

Helmi memang sosok fenomenal. Karena tak menggunakan politik uang, bagi-bagi sembako, tanpa komitmen apapun dengan partai politik dan para pejabat mengenai pencalonannya kecuali menyandarkan diri pada Allah dan dukungan rakyat, ke depan Helmi memiliki keleluasaan penuh untuk membangun Bengkulu semakin maju, menjadi mercusuar pembangunan daerah yang berorientasi kerakyatan dengan amalan agama yang sempurna.

Untuk diketahui, berbagai lembaga hitung cepat menempatkan Helmi-Dedy sebagai pasangan yang tampil sebagai pemenang Pilwakot. Salah satunya hitung cepat Rakyat Bengkulu Televisi (RBTV), Helmi-Dedy unggul dengan perolehan 42.919 suara atau 32,86 persen.

Posisi kedua ditempati Linda-Mirza dengan 36.416 suara atau 27,88 persen. Posisi ketiga adalah David-Bakhsir dengan 28.805 suara atau 22,05 persen. Posisi terakhir menempatkan Erna-Zarkasih dengan 22.466 suara atau 17,20 persen.

Posisi yang sama dirilis Media Survei Center Indonesia (MSCI) yang menempatkan Helmi-Dedy unggul dengan 32,47 persen suara. Menyusul Linda-Mirza 27,4 persen dan David-Bakhsir 22,3 persen. Diposisi buncit ada pasangan Erna-AZA dengan perolehan 17,97 persen suara.

Data sistem informasi penghitungan (Situng) di tingkat TPS dari C1 yang telah dikumpulkan pihak KPU menempatkan Helmi Hasan-Dedy Wahyudi menang dari 622 TPS se-Kota Bengkulu.

Pada data tersebut, paslon nomor urut 1 David Suardi-Bakhsir memperoleh 22,30 persen atau 29.688 suara, nomor urut 2 Erna Sari Dewi-Ahmad Zarkasih dengan 17,05 persen atau 22.699 suara.

Kemudian paslon nomor urut 3 Helmi Hasan-Dedy Wahyudi memperoleh 33,24 persen atau 44.254 suara. Sementara paslon nomor urut 4 Patriana Sosia Linda dan Mirza dengan 27,42 persen atau 36.506 suara.

Dari total 227.594 hak pilih, sebanyak 143.939 pemilih menggunakan hak suaranya. Dari yang menggunakan suaranya, terdapat suara tidak sah 7.750 dan suara sah 133.126.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas