Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan, Sumur Warga Kering, Banyak Warga yang Tak Bisa Mandi

Sedikitnya, 10 desa yang berada di empat kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura, sejak pertengahan Juni lalu dilanda kekeringan dan krisis air bersih

Editor: Sugiyarto
zoom-in 10 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan, Sumur Warga Kering, Banyak Warga yang Tak Bisa Mandi
surya/moh rivai
BPPD Sumenep mendistribusikan air bersih di Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, Sumenep, Madura. 

TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Sedikitnya, 10 desa yang berada di empat kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura, sejak pertengahan Juni lalu dilanda kekeringan dan krisis air bersih.

Hal itu terjadi karena air sumur milik warga mulai mengering, dan hujanpun sudah tidak pernah turun lagi.

Akibat kekeringan ini, warga Sumenep kebingungan dan terpaksa mengambil air bersih dari desa-desa tetangga, bahkan ada yang terpaksa membeli air dari para penyedia jasa pengadaan air bersih ke yang diantar ke rumah-rumah warga untuk kebutuhan minum dan memasak.

Desa-desa di Sumenep yang dilanda kekeringan itu diantaranya berada di wilayah Kecamatan Batu Putih, Pasongsongan, Kecamatan Batang-Batang dan Kecamatan Lenteng.

Kekeringan dan krisis air bersih ini tidak saja untuk kebutuhan mandi dan cuci pakaian, tetapi juga untuk kebutuhan minum dan memasak nasi.

Hasyim (43), warga Desa Juruan Daya, Kecamatan Batu Putih, Sumenep, mengungkapkan sudah hampir dua bulan dia dan sebagian besar warga di desanya tidak mandi dengan menggunakan sumber air setempat, melainkan dengan menggunakan air sisa hujan yang ditampung sejak musim hujan dulu.

“Selama ini untuk kebutuhan mandi dan mencuci, kami terpaksa menggunakan air bah hujan yang disimpan sejak musim hujan beberapa waktu lalu. Karena ketersedian air bersih, baik di sumber ataupun di sumur-sumur milik warga di sini sudah habis,'' kata Hasyim, Kamis (12/7/2018).

Berita Rekomendasi

Sedangkan untuk kebutuhan minum dan memasak, warga di Desa Juruan Daya terpaksa membeli ke warga yang menyediakan jasa pengambilan air bersih ke beberapa daerah lain.

''Harga air bersih untuk minum dan memasak berkisar antara Rp 7 ribu sampai Rp 10 ribu untuk satu jerigen untuk 20 liter,'' sambung Hasyim.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Sumenep, Abd Rahman Ready, membenarkan sesuai laporan yang diterima, yakni ada sekitar 10 Desa di empat kecamatan yang dilanda krisis air bersih.

Pihaknya juga telah melakukan pengecekan terhadap semakin memburuknya ketersediaan air bersih di beberapa daerah yang selama ini selalu dilaporkan krisis air bersih.

“Bersamaan dengan itu, kami juga sudah mendistribusikan air bersih untuk daerah-daerah yang kini dilanda kekeringan dan krisis air bersih. Kami lakukan terus sampai kebutuhan air bersih terpenuhi,” imbuh Rahman.

Selain itu, pihaknya juga merencanakan penyediaan sedikitnya 25 tandon air yang akan disebarkan ke beberapa desa yang selama ini krisis air bersih.

Tandon air akan diisi air bersih untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Dan untuk distribusi air bersih itu pihaknya akan bekerjasama dengan PDAM.

Dikatakan, krisis air bersih dipicu karena banyaknya lahan-lahan gundul, padahal sebelumnya daerah-daerah tersebut merupakan kawasan hutan kecil yang banyak menyimpan air bersih.

Tetapi sekarang sudah ditebangi sehingga tidak ada pohon yang mampu menyerap air bersih yang tersimpan di bawah tanah.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 10 Desa di Sumenep Dilanda Kekeringan, Warga 2 Bulan Tak Mandi,

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas