Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah 3 Orang Diterkam Buaya di Banyuasin, Ini Masalahnya Menurut BKSDA

Terakhir, Alif (18) yang diketahui sebagai warga Desa Serong Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, tewas dimangsa buaya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sudah 3 Orang Diterkam Buaya di Banyuasin, Ini Masalahnya Menurut BKSDA
Kompas.com
Jenazah Alif (18), pemancing yang tewas diterkam buaya, akhirnya ditemukan, Selasa (10/7/2018). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Wahyu Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan mencatat, kejadian manusia dimangsa buaya di Kabupaten Banyuasin, telah tiga kali terulang.

Terakhir, Alif (18) yang diketahui sebagai warga Desa Serong Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, tewas dimangsa buaya, saat sedang memancing di areal perkebunan sawit PT KAM Blok C, pada Minggu (8/7).

Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Genman Hasibuan mengatakan, timbulnya konflik antara manusia dan satwa liar di Banyuasin disebabkan karena habitat mereka terganggu.

Baca: Kapolres Dicopot Setelah Viral Mapolresnya Dijadikan Kantor Bersama Kepolisian Tiongkok

Dimana sebelumnya areal perkebunan sawit itu merupakan habitat asli buaya muara, namun saat ini tempat mereka berkurang dikarenakan adanya pembangunan di kawasan sungai Rengit.

“Wilayah Banyuasin, tidak jauh dari Sungai Musi dan memang tempat habitat buaya muara. Kalau dugaan kita adanya konflik antara buaya dan manusia karena habitat mereka terganggu oleh pembangunan. Kejadian seperti ini sudah tiga kali,” Jelas Hasibuan saat di hubungi, Minggu (15/7).

Hasibuan melanjutkan, perairan sungai yang memiliki banyak ikan memang merupakan tempat habitat hidup buaya.

Berita Rekomendasi

Namun, para pemancing sering datang untuk memancing didaerah tersebut meskipun telah mengetahui lokasi itu menjadi tempat wilayah buaya tinggal.

Sehingga, habitat buaya yang semakin minim akibat banyaknya areal perkebunan sawit sering keluar dari kawasan mereka sehingga terjadinya konflik antara buaya dan manusia.

“Sebenarnya warga Sumsel sudah tahu, kalau dirawa-rawa itu memang sering ada buaya. Mestinya jangan didekati. Ditambah lagi habitat buaya disana juga semakin sempit. Misalkan, dulu 1000 hektare, sekarang hanya tinggal berapa ratus hektare,” ujarnya.

Dari kejadian tersebut, BKSDA Sumsel akan memasang papan imbauan kepada masyarakat diberbagai tempat lokasi yang diduga menjadi habitat buaya sehingga untuk mencegah kejadian buaya memangsa manusia terulang kembali.

“Kita akan kerjasama dengan Pemkab Banyuasin dengan memasang plang imbuan. Saran saya, semestinya antara warga dan buaya berbagi ruang saja, misalkan sudah tahu itu habitat buaya jangan diganggu,” jelasnya. (*)

 Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Manusia Dimakan Buaya di Banyuasin Sudah 3 Kali, Hal Ini Penyebabnya Menurut BKSDA

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas