PLN Berhasil Nyalakan Kembali Listrik di Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan Usai Gempa Lombok
PLN memastikan pasokan listrik untuk Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan hari ini sudah menyala kembali usai gempa besar, Minggu (5/8/2018).
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - PLN memastikan pasokan listrik untuk Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan hari ini sudah menyala kembali usai gempa besar, Minggu (5/8/2018) pekan lalu.
Warga, pengusaha hotel, dan wisatawan yang masih bertahan di sana sudah dapat menikmati kembali listrik PLN yang sebelumnya padam karena rusaknya jaringan dan infrastruktur listrik terdampak gempa.
Nyalanya listrik di 3 Gili ini setelah tim PLN secara bertahap memperbaiki gardu-gardu listrik di wilayah itu.
Gardu yang sudah beroperasi normal di Gili Trawangan sebanyak 11 dari 81 gardu, Gili Meno 7 dari 15 gardu, dan Gili Air 26 dari 27 gardu (1 gardu kondisi trafo rusak).
Total 44 dari 123 gardu distribusi sudah beroperasi di 3 Gili.
"Kami fokus memperbaiki dan mengamankan infrastruktur kelistrikan di sana agar aktivitas masyarakat dapat terbantu. Tadi siang tim PLN berhasil menyalakan listrik di 3 Gili setelah 3 hari bekerja keras," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko R Abumanan dalam rilis yang disampaikan kepada Tribunnews.
Baca: Kekhawatiran Wury Estu Handayani Jika Suaminya Maruf Amin Jadi Wakil Presiden
"Listrik 3 Gili dapat kami nyalakan dengan cepat, namun gempa susulan pada Kamis (8/8/2018) memporak-porandakan kembali kelistrikan di 3 Gili. Sehingga tim PLN yang sedang bekerja disana kami evakuasi ke tempat aman. Jumat (9/8/2018) perbaikan dilakukan kembali oleh tim PLN untuk penormalan listrik," jelas Djoko.
Para petugas dikerahkan untuk mengamankan dan memperbaiki jaringan, mulai dari Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR) hingga kWh meter pelanggan.
Di samping itu, PLN juga mengirimkan 2 buah trafo 100 kilo Volt Ampere (kVA) dan 2 buah trafo 50 kVA untuk perbaikan di Gili Air dan 2 buah trafo 250 kVA untuk di Gili Trawangan.
Pengiriman alat-alat kelistrikan ini menggunakan kapal TNI.
"Seluruh perbaikan ini memerlukan upaya massif dan berkelanjutan, mengingat banyaknya infrastruktur kelistrikan yang rusak parah pasca gempa. Upaya ini juga kami lakukan bersama TNI AL dan Kepolisian," jelas Djoko.
Nyalanya listrik di Gili sangat dinantikan oleh masyarakat. Pasalnya, banyak infrastruktur kelistrikan yang roboh pasca gempa dan menyebabkan pemadaman total di 3 Gili.
Baca: Firasat Sang Kakak Sebelum Pegawai BPJS Kesehatan Ria Damayanti Meninggal Akibat Kecelakaan
Hal ini melumpuhkan aktivitas masyarakat. Untuk itu, kehadiran PLN bersama TNI dan Polri dalam rangka pemulihan kondisi kelistrikan disambut baik oleh masyarakat.
"Masih banyak masyarakat yang tetap tinggal di kawasan 3 Gili, jadi yang sangat kita butuhkan di sini adalah listrik, itu yang paling penting buat kami. Kalau PLN merecovery listrik di sini, subhanallah. Tolong lakukan yang terbaik demi kami, terima kasih banyak," ungkap Kareema, warga setempat.
Listrik Posko Bencana dan Pengungsian Aman
Untuk pasokan listrik di Pulau Lombok, PLN telah memeriksa seluruh jaringan di Pulau Lombok dan memastikan dalam kondisi baik.
Sejak Selasa (7/8/2018) PLN pun telah mengamankan pasokan listrik untuk posko-posko bencana dan tempat-tempat pengungsian yang terdaftar, yang menjadi prioritas utama pemulihan listrik paska gempa.
Sementara itu, di Kota Tanjung yang mengalami kerusakan parah setelah diguncang kembali oleh gempa susulan pada Kamis (10/8/2018) PLN sudah melistriki posko-posko bencana dan instansi pemerintah/TNI-POLRI.
Baca: Cerita di Balik Koalisi Prabowo-Sandiaga, Setengah Jam Menyatukan Pendapat hingga Meyakinkan SBY
Kondisi kelistikan Kota Tanjung sehari setelah gempa, Minggu (5/8/2018), seluruh gardu distribusi padam. Jumlahnya sebanyak 225 gardu.
"Berkat kegigihan tim PLN dan relawan meski masih sering gempa susulan di lokasi, saat ini tersisa 91 gardu yang belum nyala. Satu demi satu, dari hari ke hari dinormalkan kembali agar beroperasi aman," jelas Djoko.
"Kantor-kantor seperti Kodim dan Polsek listriknya nyala. Namun penerangan jalan dan rumah belum karena ternyata bangunan yang tersisa tinggal sekitar 25 persen di Tanjung," kata Djoko.