Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putu Mia Dewi Sayup-sayup Mendengar Suara Gamelan dan Bertemu Wanita Cantik Berkebaya Hijau

Siswi yang sempat kerauhan selalu mendengar gamelan dan nyayian Ratu Segara Nyi Roro Kidul seperti saat pementasan tarian kolosal ini

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Putu Mia Dewi Sayup-sayup Mendengar Suara Gamelan dan Bertemu Wanita Cantik Berkebaya Hijau
Kolase Tribun Bali/Rizal Fanany
Suasana pementasan Rejang Sandat Ratu Segara di Tanah Lot, Sabtu (18/8/2018), Foto 2: Sosok Nyi Roro Kidul 

Dewa Sarjana menyebutkan, siswi yang mengikuti pementasan sebanyak 50 orang, dan justru usai pementasan di Tanah Lot tersebut para siswinya tidak mengalami kerauhan.

“Saat usai pentas masih aman-aman saja kok,” terangnya.

Menurut dia, karena aura yang sangat magis para siswi yang mengalami kerauhan mungkin disenangi. “Ini mungkin menjadi pelajaran, kedepannya istilahnya perlu pengacep dan upakara yang lebih lengkap agar tidak terjadi hal seperti ini,” harapnya.

Salah satu siswi kelas IX SMPN 4 Kediri yang mengalami kerauhan, Ni Putu Anisa Prema Anjani (16) tampak merunduk dengan tatapan kosong usai melaksanakan ritual guru piduka di Pura Luhur Tanah Lot, Tabanan, Selasa (21/8/2018).

Anisa harus menggelar guru piduka akibat sering mengalami kerauhan dan mendengar nyanyian diiringi gamelan Nyi Roro Kidul setelah pementasan tari Rejang Sandat Ratu Segara di Tanah Lot, Sabtu (18/8/2018) sore.

Orangtua Anisa pun khawatir dengan kondisi ini, hingga meminta penggagas tarian sakral ini yakni Bupati Eka untuk bertanggung jawab.

“Semoga lain kali tidak terjadi lagi, ini menjadi pengalaman. Dan saya minta Buk Eka (Bupati Tabanan) bertanggung jawab. Karena saya ini orang miskin, apalagi saya harus nebusin buat banten, habis tabungan saya,” tegas ibu Anisa, Ni Ketut Sudarmi, saat dijumpai usai melaksanakan ritual guru piduka.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, jika tarian ini merupakan tarian sakral, seharusnya tidak boleh diumbar sembarangan. Tarian sakral dilaksanakan pada saat upacara keagamaan.

“Jika dilakukan saat upacara keagamaan, dari pemangku kan bisa menyiapakn sarana dan prasarana yang harus dilengkapi sehingga tidak terjadi hal seperti ini,” jelasnya.

Dikatakan Sudarmi, anaknya kerap mendengar bisikan-bisikan nyanyian dan gamelan seperti saat pementasan Tari Rejang Sandat Ratu Segara. Bahkan, saat mengalami kerauhan di sekolah, anaknya kerap teriak-teriak histeris hingga meloncat.

Selain itu, Anisa juga kerap meminta untuk menari kembali di Pantai Tanah Lot.

Baca: Terjawab, Ini Penyebab Yeslin Wang Gugat Cerai Delon, Ada Kejadian Besar ini Lalu Merembet Kesini

“Anak saya kerap mendengar bisikan gamelan saat di rumah, bahkan di sekolah dia mengalami kerauhan. Dengan peristiwa ini, kami berharap agar tidak terulang kembali,” harap perempuan yang tinggal di Banjar Dukuh, Desa Nyambu, Kediri, Tabanan.

Sebelumnya, Bupati Eka Tari Rejang Sandat Ratu Segara tersebut tercetus atas kepeduliannya terhadap seni dan budaya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas