Deklarasi Damai Pilpres - Pileg 2019 digelar di Mapolda Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengapresiasi deklarasi pilpres dan pileg aman 2019 di Mapolda Jabar.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Deklarasi Pilpres dan Pileg 2019 digelar di Mapolda Jabar Jalan Soekarno-Hatta Bandung melibatkan penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu Jabar, Kodam III Siliwangi, Gubernur Jabar hingga pengurus partai politik di Jabar.
"Kami penyelenggara pemilu 2018 di Jabar tentunya mengapresiasi deklarasi ini. Dan kami malu juga karena yang punya inisiatif ini dari Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto," ujar Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat di Mapolda Jabar.
Ia berpendapat deklarasi ini memberikan dampak positif bagi terselenggaranya pemilu 2019. Apalagi, berkaca pada pilkada serentak 2018, gelarannya berjalan dengan aman dan tertib.
"Kemarin pak Kapolda sudah menunjukan prestasinya yang luar biasa dalam memberikan rasa aman dan nyaman. Dan tentu saja menatap pilpres juga akan sama baiknya," kata Yayat.
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto menambahkan pihaknya bersyukur pilkada serentak 2018 dari semua proses hingga pelantikan berjalan aman dan lancar.
"Ini deklaras pileg dan pilpres pertama, sehingga saya yakin tahapan-tahapan di pilkada serentak 2018 yang berjalan aman dan tertib, akan dilaksanakan di pileg dan pilpres juga," ujar Kapolda.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengapresiasi deklarasi pilpres dan pileg aman 2019 di Mapolda Jabar. Menurutnya, stabilitas keamanan jadi hal penting dalam jalannya demokrasi di Indonesia.
"Stabilitas dan kondusifitasnya itu harus dijaga betul. Saya yang kemarin ikut Pilkada Jabar bisa merasa aman baik dari tahapan hingga pencoblosan," kata Emil sapaan akrabnya.
Ia menyarankan pada polisi bahwa gangguan keamanan, pertikaian saat ini dimulai dari ponsel. Provokasi tidak hanya di lapangan tapi dari disinformasi dengan informasi-informasi bohong.
"Saya menitipkan pertama pada pimpinan partai untuk hindari, sebelum terverifikasi jangan disebar. Jika tidak ada di media-media mainstream berarti itu bohong. Kemudian sekarang juga masukan ke pesan Whats app yang sulit terkontrol," kata Emil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.