Selama Tahun 2018, 25 Ribu Warga Kabupaten Banjar Terkena ISPA
Kurangi beraktivitas di luar rumah apabila kabut asap sangat pekat dan selalu gunakan kipas angin atau AC di ruangan untuk kurangi pekat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Banjarmasin Post Hasby
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Dinas Kesehatan Banjar mencatat kasus ISPA sepanjang 2018 sebanyak 25.513 kasus.
Kasus tertinggi ada di Puskesmas Sungaitabuk 1 yakni 3.321 kasus dan terendah di Paramasan.
Ini diungkapkan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Rusidah mengatakan, berdasarkan data yakni ISPA terjadi cukup tinggi pada bulan Mei 2018 sebanyak 3.755 kasus.
“Kalau melihat trend, memang dibanding tahun lalu menurun. Membanding per bulan sampai Agustus ini trendnya juga turun, sejak Juli lalu,” katanya, Jumat (14/9).
Dia juga mengatakan, menjadi titik pantau data ISPA adalah Puskesmas Gambut, kasus ISPA yakni 2.146 kasus dan di KertakHanyar hanya 240 kasus.
Pantauan data sampai Agustus 2018 ini.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tetap meningkatkan kewaspadaan.
Baca: Badai Kerispatih Kembali Layangkan Protes Terkait Kesalahan Penulisan di Lagu Ciptaannya,
Pihaknya melakukan upaya-upaya untuk terus menekan angka ISPA di Kabupaten Banjar utamanya di Sungaitabuk dan Gambut.
“Sudah membagikan masker dan selalu mengimbau bagi yang beraktifitas di luar rumah, selalu menggunakan masker yang telah dibasahi air,” katanya.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, apabila terjadi gangguan kesehatan akibat kabut asap segera datang ke pelayanan kesehatan.
Sementara waktu kurangi beraktivitas di luar rumah apabila kabut asap sangat pekat dan selalu gunakan kipas angin atau AC d iruangan untuk mengurangi kepekatan asap.
“Kami juga selalu memastikan ketersediaan logistik seperti obat-obatan dan masker. Terutama untuk daerah-daerah terdampak seperti Gambut dan Kertakhanyar,” tambahnya.
Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura, Tofik Norman Hidayat mengatakan, pasien rawat jalan di RSUD Ratu Zalecha ada 369 kasus, data dari Januari sampai dengan Agustus 2018.
“Upaya-upaya pencegahan selalu kami lakukan, dengan mengedukasi masyarakat,” imbuhnya.
Warga Sungaitabuk, Imur mengatakan, setiap tahun daerah sekitar tempat tinggalnya diselimuti kabut asap saat musim kemarau seperti sekarang ini.
Terlebih banyak lahan-lahan kosong atau ilalang yang terbakar.
“Setiap tahun kalau musim kemarau pasti kabut asap, seakan tidak ada upaya yang konsisten dari pemerintah untuk menanggulangi bencana tersebut,” keluhnya.