Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aisyah Syafiera Masih Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Rencana Berbulan Madu ke Bali Tak Kesampaian

Yang lebih menyakitkan bagi Aisyah, Achmad Halim Mardyansah dikabarkan semula meninggal dunia karena gantung diri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Aisyah Syafiera Masih Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Rencana Berbulan Madu ke Bali Tak Kesampaian
Istimewa
Ayah korban H Sukiman dan ibunda Hj Istiatin membawa foto almarhum Kelasi Kepala Achmad Halim. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kisah pilu dialami wanita cantik asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Aisyah Syafiera (23).

Pengantin baru tersebut belum sempat menikmati bulan madu, namun sudah ditinggal suaminya, Marinir Kelasi Kepala, Achmad Halim Mardyansah (29), pergi selamanya.

Yang lebih menyakitkan bagi Aisyah, Achmad Halim Mardyansah dikabarkan semula meninggal dunia karena gantung diri.

Hingga kini Aisyah Syafiera masih belum percaya suami tercinta pergi meninggalkannya secepat itu.

Belum sebulan Aisyah dan Achmad Halim Mardyansah membina biduk rumah tangga.

Aisyah baru saja melangsungkan pernikahan dengan almarhum Achmad Halim Mardyansah pada 27 Agustus 2018.

Setelah menikah, rencananya dia bersama korban akan pergi ke Bali untuk bulan madu.

Berita Rekomendasi

Namun, Honeymoon ke Pulau Dewata itu seketika musnah saat memperoleh kabar duka yang menimpa suaminya.

"Kemarin mau pergi ke Bali, tapi ditunda karena mas (almarhum) ada tugas membantu pemadaman api di kebakaran lereng Gunung Arjuna," ujarnya saat ditemui Surya.co.id di rumah duka, Jumat (14/9/2018) dini hari.

Sebenarnya, saat itu dia bersama korban berencana akan pergi ke Jogjakarta dan Bandung namun batal.

Pada akhirnya sepakat untuk liburan ke Bali.

Aisyah sudah pesan tiket kereta api Surabaya-Banyuwangi, keberangkatan Minggu (16/9/2018) siang pukul 13.00 WIB.

Baca: Dikabarkan Meninggal Gantung Diri, Keluarga Marinir Halim Merasa Janggal Ada Luka di Tubuh Korban

Dia bahkan juga sudah membooking hotel hingga tanggal 23 September 2018 selama sepekan.

Rencananya, dia bersama suaminya akan camping ke Nusa Penida Bali.

"Semuanya sudah direncanakan, mas (almarhum) dapat cuti sampai Senin depan," jelasnya.

Dia mengatakan, tidak ada firasat apapun yang dirasakan sebelum suaminya tiada.

Setelah dari tugas, almarhum pulang ke rumah pada Jumat (7/9/2018).

Suaminya, bahkan bertugas piket di kantor Detasemen Perbekalan (Denbek) Pangkalan Korps Marinir (Lanmar) Karangpilang Surabaya, Sabtu (8/9/2018) pagi sekira pukul 08.00 WIB.

Achmad Halim Mardyansah (kanan) saat di tanah suci Mekkah.
Achmad Halim Mardyansah (kanan) saat di tanah suci Mekkah. (Istimewa)

Korban sempat pulang ke rumah untuk makan siang sekitar pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB, setelah itu kembali ke kantornya.

"Mas (almarhum) tidak cerita apa-apa dan tidak pernah ada masalah," ungkapnya sembari menahan air matanya.

Menurut dia, selama menjadi serdadu Marinir, korban dikenal aktif menjadi atlet voli.

Korban telah menjadi pemain voli itu sebelum menjadi anggota Marinir.

Baca: Jokowi: Kalau 8 Menteri Perempuan Saya ini Ngambek Bareng, Pusing Saya

Selain itu, korban yang menempuh Pendidikan Tamtama (Dikmata) PK 2009 Marinir itu juga dikenal baik, supel mudah bergaul.

"Mas (almarhum) orangnya baik religius," ucapnya.

Aisyah menceritakan, mengenal korban saat "camping ground" di Kakek Bodo Gunung Arjuna Pasuruan pada 2017 silam.

Setelah itu dia bersama korban intens berkomunikasi melalui handphone (HP).

Selama perkenalannya itu dia bersama korban sempat bertemu langsung sebanyak empat kali.

Singkat cerita, dia tidak pernah pacaran dengan korban.

Kemudian, pada 1 Juli 2018 saat ada acara "camping ground" juga korban mengajak menikah.

Setelah itu mereka menikah di pengujung bulan Agustus 2018.

"Saya sama Mas jarang bertemu, saat itu komunikasinya melalui handphone," paparnya.

Aisyah tidak percaya suaminya berbuat nekat hingga bunuh diri.

Pasalnya, dia melihat adanya dugaan kejanggalan yang membuat suaminya meninggal dunia.

"Harapannya, kalau misalnya adanya kebenaran harus diungkap, kasihan juga almarhum," ujar anak kedua dari dua bersudara ini.

Dalam keterangannya kepada Surya.co.id, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Korps Marinir (Kormar), Letkol Ali Sumbogo melalui sambungan telepon menyatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan atas insiden meninggalnya prajurit Marinir Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah di Lanmar Karangpilang Surabaya.

Aisyah Syafiera (23) memegangi foto almarhum suaminya, Marinir Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah (29).
Aisyah Syafiera (23) memegangi foto almarhum suaminya, Marinir Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah (29). (Istimewa)

Ali Sumbogo mengatakan saat ini sedang dalam penanganan pihak Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).

Tim Pomal sudah turun tangan dan melakukan langkah-langkah penyelidikan sejak laporan peristiwa itu masuk.

Di antaranya sudah melakukan penyelidikan dan mencari bukti-bukti terkait dari lokasi tempat perkara. Juga di ruang kerja prajurit yang bersangkutan.

4 Kejanggalan
Meninggalnya prajurit TNI AL Korps Marinir Kelasi Kepala Achmad Halim Mardyansah (29) menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.

Meski jenazah telah dimakamkan enam hari lalu, masih banyak tamu yang datang untuk menyampaikan duka cita.

Keluarga sulit menerima penjelasan, yang menyebut anaknya meninggal dunia karena gantung diri di belakang kantornya Lanmar Karangpilang Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/9/2018).

Apalagi setelah H Sukiman melihat jasad anaknya itu sebelum dimakamkan. Ia melihat ada sejumlah kejanggalan.

Berikut di antaranya:

1. Luka Memar di Kepala dan Pangkal Paha

Keluarga sempat memotret sekujur tubuh korban dan sejumlah luka, yang disebutnya sebagai tanda kejanggalan seorang yang meninggal bunuh diri.

Dari foto tersebut terlihat ada luka memar pada bagian kepala hingga mengeluarkan darah. Kemudian juga terdapat luka di ujung pangkal paha korban.

"Ada yang aneh," ujarnya Hj Istiatin saat ditemui, Jumat (14/9/2018) dini hari.

2. Tak Ada Tanda-tanda Bunuh Diri

Menurut dia, dari pemeriksaan pihak rumah sakit, tidak ditemukan tanda-tanda identik korban bunuh diri.

Kedua tangan korban mengepal dan kaki korban dalam kondisi tertekuk.

"Mana ada orang bunuh diri di pohon bambu. Apalagi almarhum tingginya 191 sentimeter. Bambu tidak akan kuat menopang tubuhnya," ungkapnya.

3. Tak Melihat Jasad

Keluarga juga tidak sempat melihat langsung saat jasad korban diturunkan dari tempat gantungan.

Keluarga yang datang dijemput petugas, melihat tubuh korban sudah dievakuasi.

Jasad korban bersandar pada dinding tembok belakang kantor dalam kondisi ditutup kain sprei.

"Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, ini sudah tidak wajar. Ada kejanggalan," ucapnya.

4. Tak Punya Masalah

Keluarga sangat berharap pihak berwenang dalam hal ini adalah Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) agar turun tangan menyelidiki penyebab meninggalnya prajurit Marinir Halim tersebut.

"Anak saya (Halim) tidak pernah punya masalah. Anaknya baik, kami ingin kasus ini diselidiki hingga tuntas," jelasnya. (tim)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kisah Pilu Pengantin Baru Aisyah Syafiera yang Belum Sempat Bulan Madu, Ditinggal Suami Selamanya

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas