Bocah Korban Pencabulan Tak Berani Bicara karena Kedua Orangtuanya Diancam akan Dibunuh
Brury yang merupakan seorang pekerja asal Jawa menyekapnya di sebuah kamar dalam rumah penampungan pekerja rumah sakit tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Kepada ibunya, Mawar membeberkan kejadian pertama terjadi di rumah penampungan.
Kejadian kedua di pekarangan tak jauh dari rumahnya.
"Kali pertama saya diajak ke sana lantas langsung diseret ke dalam kamar, yang kedua saya ditarik oleh pelaku dari rumah lantas dibanting di kebun," katanya.
Dengan berang, Nn mencari Brury.
Nn yang berbadan besar mencekik kerah baju Brury dan menyeretnya ke rumah.
Saat ditanyai ibu korban, Brury masih saja mengancam Mawar.
"Dia sebut anak saya bohong," kata dia.
Malam itu Nn segera melapor ke Polsek Dimembe.
Kesempatan tersebut dipergunakan Brury yang baru tiga bulan berada di Manado untuk kabur.
Hingga kini aparat Polsek Dimembe masih mengejar Brury.
Nn mengaku tak menyangka Brury melakukan perbuatan itu.
Selama ini, Brury sudah dianggap keluarga.
"Dia sangat ramah, logat Jawa-nya khas," kata dia.
Brury menurut Nn sering makan di rumahnya.
Ia selalu makan mi instan.
"Saya tak menyangka ia setega ini, " kata dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunmanado.co.id dengan judul Pengakuan Bocah Korban Pencabulan yang Disekap: Saya Diseret, Diikat hingga Dibanting di Kebun