TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Produksi telur kakap di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Aceh, Ujong Batee, Aceh Besar, dalam setahun mencapai 800 juta butir.

Namun, yang ditetaskan menjadi anak ikan hanya sekitar 25 juta, sehingga sisa sekitar 775 juta butir telur itu harus dibuang ke laut Aceh.

Hal ini karena terbatasnya tempat penetasan telur dan pemeliharaan anak ikan di BPBAP Aceh yang merupakan balai di bawah pemerintah pusat.

Kasi Pengujian dan Dukungan Teknis BPBAP Aceh, Jalaluddin SPi MSi, mengungkapkan hal ini kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Cut Yusminar dan Anggota Komisi II DPRA, yaitu Aminuddin, Kartini, Dermawan serta Jemarin, yang berkunjung ke tempat pembenihan ikan dan udang BPBAP Ujong Batee, Kamis (20/9/2018).

"Angka produksi 800 juta butir telur itu sesuai penghitungan setiap kolam bisa memproduksi 80 juta butir telur dalam sebulan, sehingga menjadi 800 juta butir telur kakap dalam sepuluh bulan. Namun yang bisa ditetaskan hanya 2,5 juta benih per bulan atau 25 juta benih per sepuluh bulan. Sedangkan dua bulan lagi, dalam setiap tahun itu merupakan masa istrahat bertelur," jelas Jalaluddin.

Baca: Seorang Pria Tewas di Apartemen, Polisi Temukan Alat Kontrasepsi di Kamarnya

Untuk menjaga populasi kakap di laut Aceh agar tetap banyak, kata Jalaluddin, maka telur yang berlebih tersebut dibuang ke laut perairan Aceh agar bisa menetas dan membesar alami.

Namun, terkadang kata Jalaluddin, ada juga yang dibeli perusahaan pembenihan kakap dari Batam dan daerah lainnya, meski mereka tak rutin datang karena jaraknya sangat jauh.

"Selain kakap, bibit nila, kerapu, bandeng, udang windu dan gala juga diproduksi di BPBAP Ujong Batee, bahkan bibit nila salin di sini sudah sangat terkenal yang dibeli untuk hampir semua tambak di Aceh, mulai Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Selatan, Aceh Barat, Abdya dan lainnya," ujar Jalaluddin.

Dia menyebutkan produksi benih nila salin di lokasi itu baru sekitar 200.000 ekor per bulan, namun sudah mampu memenuhi kebutuhan di Aceh.

Kepala TU BPBAP Ujong Batee, T Ridwan SPi Msi mengatakan setiap tahun pihaknya menerima siswa SMK Perikanan di Aceh magang di tempat tersebut.

Namun, sayangnya anak-anak yang datang dari berbagai kabupaten/kota itu tak bisa menginap di BPBAP, karena belum ada mess.

Baca: BREAKING NEWS: Pelaku Begal Ditembak Mati Usai Menikam Polisi

"Oleh karena itu, seandainya Pemerintah Aceh bisa membantu pembangunan gedung mess untuk siswa pria dan wanita yang magang ke tempat kami, maka hal ini sangat lebih baik," kata T Ridwan.

Menanggapi terbatasnya tempat penetasan bibit ikan dan udang di BPBAP Ujong Batee, Kepala DKP Aceh, Cut Yusminar, mengatakan pada tahun depan pihaknya akan membangun tempat pembenihan atau penetasan ikan di Ujong Kareung, Aceh Besar atau tak jauh dari BPBAP Ujong Batee.

Dana untuk pembangunan itu sudah diusul Rp 8 miliar dalam RAPBA 2019, bahkan sudah dibahas dengan Komisi II DPRA dan pihak DPRA sudah menyetujuinya.

"Program ini kita usulkan sejalan dengan usulan program revitalisasi tambak-tambak telantar petani menjadi tambak produktif dengan memberikan bantuan bibit ikan nila, kakap, kerapu, bandeng, udang windu maupun udang gala pada tahun depan," kata Cut Yusminar.

Sedangkan terkait harapan pihak BPBAP Ujong Batee kepada Pemerintah Aceh membangun mess pria dan wanita untuk kebutuhan siswa SMK Perikanan yang magang ke lokasi itu, Cut Yusminar juga sependapat dengan pihak DPRA agar pihak BPBA mengajukan proposal permohonan kepada Pemerintah Aceh. (her)

Artikel ini telah tayang di Serambinews.com dengan judul Jutaan Telur Kakap Dibuang ke Laut