Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kematian Harimau Sumatera di Kuansing akibat Ginjal Pecah Terkena Jeratan

Harimau Sumatera yang mati terkena jerat di perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung, Kabupaten Kuansing telah berusia matang secara seks.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kematian Harimau Sumatera di Kuansing akibat Ginjal Pecah Terkena Jeratan
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Tim medis di BBKSDA Riau melakukan nekropsi terhadap Harimau sumatera yang mati karena terkena jerat di perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung, Kab Kuansing, Rabu (26/9/2018) malam. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Bedah bangkai (nekropsi) terhadap Harimau Sumatera yang mati kena jerat mengungkap sejumlah fakta.

Berdasarkan hasil nekropsi yang dilakukan di Balai Besar KSDA Riau, Rabu (26/9/2018) malam Harimau Sumatera yang mati terkena jerat di perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung, Kabupaten Kuansing telah berusia matang secara seks dan berumur sekitar 4,5 tahun.

Hal ini dibuktikan dari struktur giginya yang masih bersih, tidak ada karang gigi sehingga menunjukkan bahwa harimau itu tidak terlalu tua.

Hal ini disampaikan Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono kepada awak media, Kamis (27/9/2018).

"Ternyata harimau itu sedang hamil, dan sangat menyedihkan, ternyata harimau tersebut sudah siap untuk melahirkan paling lama untuk 14 hari ke depan, menurut perhitungan atau analisa dari empat dokter hewan yang melakukan nekropsi tadi," ujar Suharyono.

Dijelaskannya, dari hasil nekropsi, tim medis menyimpulkan keadaan janin harimau sudah menjelang kelahiran dan kehamilan ini merupakan yang pertama dari harimau itu.

Baca: Harimau Sumatera yang Mati Terkena Jerat di Kuansing Ternyata Sedang Mengandung

"Peristiwa ini sangat menyedihkan, dalam satu waktu tiga ekor Harimau Sumatera yang sangat langka, yang dilindungi di negara kita, dilindungi oleh dunia, bisa mati bersamaan dalam waktu yang bersamaan, tiga ekor sekaligus," katanya.

BERITA TERKAIT

Dua bayi harimau itu terdiri dari satu jantan dan satu betina.

"Yang jantan beratnya sekitar 8 ons, kemudian yang betina sekitar 6,5 ons, kondisi harimau sebelum terjerat sehat," tambahnya.

Anak harimau dalam kandungan setelah diperiksa sudah terbentuk dengan sempurna, dari gigi, kuku dan belangnya sudah terlihat secara jelas.

Proses Nekropsi dilakukan terhadap bangkai seekor Harimau Sumatera di Kantor BBKSDA Riau, Pekanbaru, Rabu (26/9/2018). TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Proses Nekropsi dilakukan terhadap bangkai seekor Harimau Sumatera di Kantor BBKSDA Riau, Pekanbaru, Rabu (26/9/2018). TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky)

Sementara itu, menurut Suharyono, diagnosa penyebab kematiannya adalah karena pecahnya ginjal.

Ginjal di bagian pinggang terjerat oleh lilitan sling sehingga menyebabkan kematian.

Dari kejadian tersebut, tim yang dikoordinasi Balai Besar KSDA Riau telah mengamankan satu orang dengan inisial E di sekitar tempat kejadian dan telah mengakui bahwa dirinya lah yang memasang jerat.

"Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan dan sudah berkoordinasi dengan Direktorat Kriminal Khusus Polda Riau untuk melakukan proses penegakan hukum selanjutnya," kata Suharyono.

Untuk sementara ini pasal yang dikenakan adalah Pasal 21 UU RI no 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

Baca: Adang Ali Sempat Pingsan Didorong-dorong Pelaku Pengeroyokan saat Hendak Menolong Haringga

"Dalam waktu dekat ini, kita bersama-sama dengan dengan Polda Riau akan melakukan sapu bersih terhadap pemasang jerat, para pemburu dan seterusnya," kata mantan Kepala Balai Besar KSDA Bali tersebut.

Diberitakan sebelumnya, seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di Muara Lembu, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

Harimau Sumatera mati ditemukan terjerat dalam jeratan yang dipasang di perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung.

"Iya, petugas menerima laporan masyarakat adanya harimau yang mati ditemukan dalam jeratan," ungkap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono kepada Tribun, Rabu (26/9/2018).

Seekor Harimau Sumatera yang mati terkena jerat di perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung dibawa ke BBKSDA Riau Pekanbaru untuk diautopsi, Rabu (26/9/2018). TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Seekor Harimau Sumatera yang mati terkena jerat di perbatasan Desa Muara Lembu dan Pangkalan Indarung dibawa ke BBKSDA Riau Pekanbaru untuk diautopsi, Rabu (26/9/2018). TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky)

Awalnya saat dilaporkan masyarakat, Selasa (25/9/2018), tim tidak menemukan harimau tersebut di lokasi yang disampaikan warga, selanjutnya dilakukan pencarian, dan sehari setelahnya, tepat pada tanggal 26 September 2019 Tim kembali melakukan penyisiran, menemukan bangkai Harimau sumatera menggantung di pinggir jurang dengan tali jerat membelit pinggangnya.

Diperkirakan Harimau tersebut berhasil meloloskan diri dari jerat namun tali jerat tersangkut di semak dan membelit pinggangnya sehingga menggantung di tepi jurang dan membuatnya mati.

Harimau berjenis kelamin betina ini terbelit oleh sling kawat hingga mati tergantung di jurang.

Sling tersebut menjerat bagian perut harimau.

Usai terjerat, ia berhasil melepaskan diri, dan lolos, namun kabel sling terbawa di tubuhnya dan tersangkut di sebuah kayu dalam hutan.

Baca: Aditya Marah saat Lihat Kartu Identitas The Jak Mania Lalu Ikut Menganiaya Haringga

Harimau tersebut tergantung dan tidak berhasil melepaskan diri hingga mati.

Dari lokasi awal harimau ini terperangkap jeratan ke tepi jurang tempat dia ditemukan mati, jaraknya sekitar 100 meter.

BBKSDA Riau mengamankan seorang warga berinisial E yang memasang jerat kawat tersebut.

Bangkai harimau kemudian di evakuasi lalu dilakukan nekropsi.

Hailnya, struktur tubuh janin yang dikandungnya sudah lengkap, dan sudah siap untuk menyusui begitu dilahirkan.

"Hasil nekropsi (autopsi,red) itu diketahui jika harimau dalam kondisi hamil, jenis kelaminya jantan dan betina, ada dua anak. Struktur tubuhnya sudah lengkap, sudah lengkap kukunya ada lima, giginya, sudah siap untuk menyusui," ungkap Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, Kamis (27/9/2018) pagi kepada TribunPekanbaru.com.

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Bedah Bangkai Ungkap Penyebab Kematian Harimau Sumatera di Kuansing, Ginjal Pecah Akibat Jerat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas