Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Warga Hilang dan Banyak Rumah Hanyut Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng

Dilaporkan juga banyak warga yang hilang.Adi (18), warga Biromaru, sekitar 21 km dari Palu, yang kuliah di Univeritas Tadulako, dilaporkan hilang.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ratusan Warga Hilang dan Banyak Rumah Hanyut Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng
Twitter/@Daeng_Info
Gempa bumi mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, PALU - Seismograf Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Palu, hingga Sabtu (29/9/2018) pagi, mencatat setidaknya sudah terjadi 20 kali gempa dalam tempo 5 jam.

Skala gempa di kisaran 7,7 hingga 4,3 SR.

Hingga Sabtu (29/9/2018) pagi, banyak warga melaporkan anggota keluarganya hilang.

Di Kantor polisi Mapolres Palu, di Jl Pemuda, Besusu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, puluhan warga melaporkan anggota keluaraganya hilang.

Pusat gempa ada di sekitar Donggala.

Belum ada kabar dari kabupaten berjarak 73,1 km sebelah timur Kota Palu, ibu kota provinsi Sulteng.

Donggala berpenduduk sekitar 301 ribu orang, dengan kepadatan penduduk 70,58 orang per kilo meter.

Berita Rekomendasi

Setidaknya ada lima kabupaten di dua provinsi (Sulteng dan Sulbar) yang ada di sekitar Teluk Palu; Parigi, Parigi Mautong, Sigi, Toli-Toli, dan Mamuju Utara, Pasang Kayu di Sulawesi Barat.

Informasi dari Dandim 1418 di Sulbar, Letkol Jamet Nijo, Bandara Tanpapadang, Mamuju, akan jadi pusat kendali bantuan.

"Informasi terakhir, puaat kendali bantuan dari sini," katanya kepada wartawan Tribun di Bandara Tampa Padang, Mamuju, sekitar 630 km dari Donggala atau 700 km selatan, Palu, lewat Jalur utara Trans Sulawesi.

Rentetan gempa besar mulai tercatat pukul 14.00 wita dengan skala 5,9 SR.

Dua gempa besar tercatat dua kali; pukul 17.02 Wita sore, dan pukul 17.32 wita.

"Aspal seperti berombak, Kita dipaksa jalan. Kalau dia kita seperti berjalan, kalau mau jalan harus merangkak," kata Wahid, warga Talise, menceritakan kejadian puncak gempa jelang magrib kepada sahabatnya Arif di Yogya, melalui sambungan selular XL, Jumat (28/9/2018) pukul 21.21 wita.

Akses komunikasi dikabarkan putus total.

Hampir 70 persen warga Palu, pakai Telkomsel.

Listrik padam.
Tiang listrik dan kabel putus.

Akses komunikasi hanya hingga pukul 23.00 Wita.

"Semua ponsel keluarga lowbatt," kata Arief Hoesan, warga Jl S Parman, Palu, Sabtu (29/9/2018) yang Sabtu (29/9/2018) pagi masih berada di Yogyakarta, ikut raker Asmindo.

kepada Tribun, Rina, Public Relation Telkomsel wilayah Sulawesi Maluku, Sabtu pukul 06.30 wita, mengakui banyak BTS dan power suply antena BTS yang rusak akibat gempa.

Belum ada laporan resmi jumlah korban jiwa. Pukul 23.21 wita, Relawan Rumah Peneleh, ada 7 koran jiwa. Dan puluhan korban luka.

Dilaporkan juga banyak warga yang hilang.

Adi (18), warga Biromaru, sekitar 21 km dari Palu, yang kuliah di Univeritas Tadulako, dilaporkan hilang.

"Info terakhir, jam 11 malam masih belum pulang. Siang kuliah di Kota dan terakhir dikabarkan terjebak lumpur di sekitar Talise, pusat kota yang berjarak 150 meter dari garis Pantai Teluk Palu."

Firman, satpam pabrik kayu di Pantoloan, sekitar pelabuhan juga melaporkan anaknya hilang sejak sore.

"Saya lihat pagar pabrik rubuh, banyak rumah-rumah yang hanyut. Jalan jalang aspal terbongkar," kata Arif, yang melaporkan kondisi pukul 19.00 wita.

Banyak Mayat Ditemukan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sejumlah jenazah korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ditemukan di beberapa tempat.

"Saya belum dapat jumlah angka korban. Beberapa jenazah ditemukan di beberapa tempat," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (29/9/2018).

Ia mengatakan berdasarkan konfirmasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah kepada Posko BNPB, tsunami telah menerjang Pantai Talise di Palu dan beberapa pantai di Donggala.

Gempa dan tsunami menimbulkan korban jiwa.

Laporan sementara terdapat beberapa korban meninggal karena tertimpa bangunan roboh.

"Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan di pantai. Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan," kata Sutopo.

Petugas BPBD, TNI/Polri, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), organisasi perangkat daerah, dan relawan melakukan evakuasi serta pertolongan terhadap korban.

"Korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan," katanya.

Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer timur laut

BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara, dan Kota Palu.

BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.(*)

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas