Tanggapi Penjarahan di Palu, Kepala BIN: Semua Sudah Aman Terkendali
Pemerintah terus melakukan gebrakan cepat dalam mengatasi korban bencana di Palu. Bahkan insiden penjarahan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, PALU-Pemerintah terus melakukan gebrakan cepat dalam mengatasi korban bencana di Palu. Bahkan insiden penjarahan yang dilakukan oleh oknum masyarakat di Sulteng pun kini mampu dikendalikan dengan baik.
“Situasi sudah terkendali. Aparat dan pemerintah bekerja sama untuk menanganinya. Alhamdulillah, kita semua masyarakat harus bekerja sama agar semakin tercipta suasana yang kondusif,” ujar Kepala BIN RI, Jenderal Budi Gunawan saat berada di Palu, Rabu (3/10/2018).
Menurut pria yang akrab disapa BG, dua hari pertama terus dimonitor, sehingga situasi telah dikendalikan pemerintah dan aparat dan semua sudah normal.
Dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com, Budi Gunawan menjelaskan kasus penjarahan itu terjadi lantaran warga panik kehabisan makanan. Namun ia menyebut kerugian akan diganti oleh pemerintah.
"Masih ada satu dua dan itu sudah kita catat. Kemarin hasil rapat Mendagri dan Menko, perintahkan aparat dicatat setiap kerugian akan ditanggung. Akan diganti pemerintah. Penjarahan karena semua tentu panik makanan habis termasuk persoalan air. Tapi situasi sudah bisa ditangani," ungkapnya.
Terkait musibah besar yang terjadi di Indonesia, Budi Gunawan mengatakan telah ada kejadian sebelumnya. Ia pun meyakini warga akan mampu menghadapi musibah ini. Dan diharapkan akan pulih secepatnya.
"Kita ada pengalaman dua kali di Aceh dan Padang. Lombok kemarin 2018. Kali ini di Palu dan Donggala dan sekitarnya. Tapi yang pasti Indonesia, kita bangsa yang besar dan kuat punya kemampuan survival yang kuat. Yang terpenting kita punya semangat untuk segera pulih dan bangkit kembali," tambahnya.
Terkait bantuan yang terlambat sampai di lokasi. Budi Gunawan mengatakan diakibatkan oleh transportasi. Namun beberapa hari ke depan diharapkan dapat pulih.
"Yang belum dapat bantuan karena terkendala tranportasi. Lewat laut paling cepat dua hari. Udara landasan pacu juga terganggu. Tapi kami yakin beberapa hari ke depan akan stabil. presiden akan cek setiap saat. Insyaalah hadir cek setiap saat," tambahnya.
Budi Gunawan juga menyebut perlu penguburan secepatnya terhadap korban yang meninggal. "Akses menuju ke sana (Petabo) cukup sulit. Sudah ada penguatan yang datang perjalanan darat, alat berat. itu butuh alat berat. Kita juga pikir penguburan massal jenazah yang sudah terkumpul. Untuk menghindari tertular penyakit yang tidak diharapkan," pungkasnya.