Temuan PKBI Lampung, Banyak Siswa SMA yang Sering Gunakan Jasa Prostitusi
Hafsah mengatakan, ia mendapat informasi dari masyarakat bahwa di sekolah tersebut ada kejadian luar biasa.
Editor: Hendra Gunawan
"Ada sekolah yang dalam lima tahun terakhir tidak ada kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus 10 siswi SMA hamil itu terjadi pada 2016, itu terjadi di satu SMA," jelasnya.
Para pelajar tersebut, terus Aji, umumnya hamil dengan pacarnya.
Pacarnya tersebut, ada yang masih berstatus pelajar, ada juga yang sudah kuliah.
"Para pelajar yang mengalami kehamilan tak diinginkan ini rata-rata dipaksa menikah sama orangtuanya. Meski kemungkinan ada juga yang terpaksa aborsi," ujarnya.
Beberapa pelajar yang hamil itu, kata Aji, ada yang melakukan konseling ke PKBI dengan didampingi orangtua mereka.
"Bahkan sekarang itu, banyak pelajar SMA yang ke lokalisasi. Bahkan, 20 persen pelanggan pekerja seks itu adalah pelajar SMA. Jadi dari 10 pelanggan seorang pekerja seks, itu 2 orang di antaranya adalah pelajar. Mereka itu awalnya ingin coba-coba, tahu dari teman, sampai ada yang langganan meski jarang-jarang. Bahkan, ada pelajar yang pacaran sama pekerja seks," kata dia.
Aji meneruskan, para pelajar itu umumnya memakai pekerja seks yang sudah relatif berumur.
Sebab, pekerja seks yang berusia muda, tarifnya mahal dan kurang terjangkau sama pelajar.
Tarifnya sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta ke atas, namun bisa negosiasi.
Menurut Aji, ada beberapa pelanggan ini yang akhirnya terkena penyakit kelamin seperti spilis dan kencing nanah.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung, Toni Fiser mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Ia pun kaget atas temuan tersebut.
Diakuinya, kasus kekerasan terhadap anak, termasuk hamil di usia anak terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Sedih, berarti ada kurang pengawasan dari orangtuanya karena sumber masalah anak kan dari rumah. Periode September 2018 sudah ada 5 kasus serupa yang masuk, padahal tahun lalu hanya dua kasus. Ini butuh peran semua pihak terutama orangtua. Tapi kita jadikan ini untuk rehabilitasi bukan sebagai kasus," kata Toni.
Akan lebih miris lagi, terusnya, jika kondisi 12 siswi SMP yang hamil itu korban dari orang dewasa.