Baru Dua Hari Menikah, Narwan Rela Tinggalkan Istri di Rumah untuk Bantu Evakuasi Korban Gempa Palu
Baru dua hari dirinya menikah, namun, panggilan untuk mengevakuasi korban Gempa dan Tsunami harus ia jalani.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
Selama berada di Palu, dia mengaku sangat berkesan ketika mengangkut jenazah yang merupakan santri cilik di salah satu madrasah. Santri itu, menurut cerita keluarga, sudah menghapal 10 juz Al-Quran.
Tidak ada bau menyengat dari dalam tubuh yang sudah kaku itu selama proses pengangkatan hingga perjalanan menuju kuburan massal.
Padahal, jelas dia, ketika sudah dua hari tertimbun reruntuhan, ada bau yang dkeluarkan dari tubuh jenazah.
"Itu yang saya berkesan sekali selama di Palu ini. Harusnya, ada bau khas jenazah. Tapi, sama hafidz Al-quran ini, sama sekali tidak ada. Semua proses berjalan sangat lancar. Ya wallahu'alam sih enggak tahu juga. Itu sih kalau cerita yang berkesan di Palu ini," urainya.
Masih ada waktu beberapa hari lagi bagi dirinya untuk tetap berada di lokasi terdampak gempa dan tsunami. Setelah itu, dia berharap dapat pulang menemui istrinya sembari mencari rumah untuk ditinggali. "Insya Allah habis ini, saya mau cari rumah sama istri," harapnya.
Gelar Doa Bersama
Masa evakuasi korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi di Sulawesi Tengah, akan berakhir esok 11 Oktober 2018. Penutupan akan dilakukan dengan doa bersama.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, doa bersama akan dilakukan di Petobo, Balaroa, dan Jono Oge, Palu.
Tiga wilayah tersebut diketahui menjadi wilayah terjadinya fenomena alam likuefaksi (tanah kehilangan daya ikat) akibat gempa bumi di Sulawesi Tengah, di mana dilaporkan ada 5.000 warga tertimbun.
"Akan dilakukan doa bersama di sana di lokasi tersebut, Balaroa, Petobo dan Jono Oge," kata Sutopo di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Ia menuturkan, penyampaian penutupan secara resmi akan dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola. "Mungkin pak Gubernur secara official akan menyampaikan. Kalau melihat rencana kan ada doa bersama," tutur Sutopo.
Namun demikian, ia belum mengetahui detail waktu penutupan resmi masa evakuasi, apakah akan dilakukan sore maupun malam hari. Lebih lanjut, ujar Sutopo, meski masa evakuasi dihentikan, relawan maupun warga yang masih ingin mencari anggota keluarga maupun kerabat tetap diperbolehkan.
"Meskipun evakuasi dihentikan secara resmi, tapi kalau ada masyarakat atau relawan yang masih mencari tetap diperbolehkan. Berdasarkan Kepala Desa pernyataan lisan, ada 5.000 yang hilang di Petobo dan Balaroa," jelas dia.(ryo/Tribunnews)