BREAKING NEWS: Setelah Bitung, Gempa Bumi 4,8 Skala Richter Guncang Talaud dan Sangihe
Tak hanya Gempa Bitung, Kepulauan Talaud dan Kepualauan Sangihe pun diguncang gempa magnitudo 4,8 Skala Richter pada Sabtu (13/10/2018.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Tak hanya Gempa Bitung, Kepulauan Talaud dan Kepualauan Sangihe pun diguncang gempa magnitudo 4,8 Skala Richter pada Sabtu (13/10/2018) sekitar pukul 15:56:50 WIT
Berdasarkan data BMKG, gempa tersebut berada diantara Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sangihe tepatnya di 4.16 LU-125.52 BT.
Sekitar 61 km di Utara Tahuna, atau 130 km Barat Melonguane dengan kedalaman 137 km.
Sebelumnya, terjadi gempa di Gempa bumi tektonik 5,6 SR guncang sebagian besar wilayah Sulawesi Utara, Sabtu (13/10/2018), pukul 12:34:16 Wita, wilayah laut di sebelah timur Kota Bitung.
Berdasarkan rilis yang diterima Tribunmanado.co.id dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Manado, hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan M=5,6 terjadi dengan koordinat episenter pada 1,36 LU dan 125,46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 km arah Tenggara Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 97 km.
Kemudian hasil analisis diupdate M=5,2 terjadi dengan koordinat episenter pada 1.36 LU dan 125.46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 38 km arah tenggara Bitung, Propinsi Sulawesi Utara pada kedalaman 115 km.
Berdasarkan laporan dari masyarakat dampak gempabumi dirasakan di daerah Bitung dan Tondano pada skala III MMI, Manado pada skala II MMI dan Airmadidi juga pada skala II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan.
Gempa bumi Laut Maluku ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi menengah, akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku.
Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar berupa sesar oblique naik (oblique thrust).
Hingga pukul 12.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga Bitung Berlarian
Masyarakat kota Bitung mengaku kaget ketika merasakan gempa yang terjadi
Seperti yang dirasakan Fatria Soba warga Kelurahan Wangurer Barat kecamatan Madidir mengaku kaget.
"Kebetulan tadi sementara duduk tiba-tiba dapat rasa tanah bagoyang. Dan awalnya hanya rasa biasa. Tapi ketika gempanya lebih lama. Dipikiran saya jangan sampai ini terjadi seperti di Palu," kata Soba
Diceritakannya, ketika gempa cucu saya perempuan langsung saya suruh lari keluar rumah.
"Tetangga pun, waktu itu saya lihat langsung lari keluar dan berteriak ada gempa. Sementara anak saya yang satu posisinya baru selesai mandi. Saya ajak keluar.Tapi untunglah hanya beberapa detik. Mari kita terus berdoa biar Bitung dijauhkan dari bencana. Amin," sebutnya.
Terasa di Bolmong
Masyarakat Bolaang Mongondow dikejutkan dengan gempa bumi yang berlangsung kurang lebih 10 detik sekitar pukul 12.36 wita, Sabtu (13/10/2018).
Isi dalam rumah bergetar, atap bergetar, perabot juga ikut bergetar dan masyarakat dalam rumah berhamburan keluar rumah.
Amatan Tribun Manado, khusus di Desa Poopo, Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolmong, getaran gempa terasa.
Masyarakat sekitar bertanya-tanya kira-kira berapa kuat gempa yang barusan terjadi dan berada di lokasi mana?
"Gempa terasa sekitar 8-10 detik dan saya langsung keluar rumah. Belum tahu pusat gempa terjadi di mana karena gempa tersebut terasa lumayan bergetar," ujar Jigra satu diantara warga Bolmong.
Gempa tersebut mengangetkan karena masih terbayang gempa di Palu dan Donggala beberapa waktu lalu.
Pasien Berhamburan
Gempa ini dirasakan oleh warga Minahasa, terlebih yang berada di RSU Sam Ratulangi Tondano, para pasien ada yang keluar ruangan akibat gempa tersebut.
"Tolong gempa, gempa bumi, keluar dari ruangan ayo, ayo," kata pengunjung dan pasien yang berada di lantai dua, RS tersebut.
Direktur RSU Sam Ratulangi Tondano, Dr Ani Suronoto mengimbau kepada pengunjung maupun pasien agar jangan panik.
"Tetap tenang dan jangan panik," katanya.
Meski begitu, dikatakan Dr Ani, pihaknya tetap melakukan pelayanan yang terbaik, dengan cara memegang pasien yang sementara dirawat.
"Jangan panik, apalagi pasien yang berada di lantai dua, mari tetap berdoa," kata dia. (ALD/ARO/CHI/KEL/FER)