Sejumlah Ruas Jalan di Mandailing Natal yang Tertutup Longsor Sudah Bisa Dilalui
Tim SAR gabungan bersama relawan dan masyarakat telah menemukan 17 korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal, Sumut.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANDAILING NATAL - Tim SAR gabungan bersama relawan dan masyarakat telah menemukan 17 korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
11 titik longsor yang awalnya menutup beberapa ruas jalan di Mandailing Natal juga sudah dapat diatasi.
Alat berat dikerahkan untuk membantu evakuasi korban dan membersihkan material longsor.
Jumlah korban meninggal dunia tercatat 17 orang hingga tadi malam yaitu 12 orang anak sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut, 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis, dan 2 orang yang kecelakaan mobil masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir.
Dari 29 anak sekolah SD Negeri 235 yang sekolah sore yang diterjang banjir bandang di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, pada Jumat (12/10/2018) sore, kondisinya 12 anak meninggal dunia dan 17 anak berhasil diselamatkan.
Semua korban adalah anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
Dari 17 anak yang selamat 7 anak di antaranya luka-luka dan dirawat di Puskesmas setempat.
Baca: Prabowo Mengaku Sudah Berteman dengan Din Syamsuddin Sejak Tahun 1990-an
Selain itu 2 orang guru juga ditemukan selamat.
"Korban selamat ditemukan di bawah reruntuhan bangunan dan sebagian terseret oleh banjir bandang," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya, Minggu (14/10/2018).
Banjir bandang juga menyebabkan 12 rumah hanyut dan rusak total, 9 rumah rusak berat dan 3 bangunan fasilitas umum rusak berat di Desa Muara Saladi.
Masyarakat mengungsi di rumah kerabatnya.
Sedangkan 2 korban meninggal yang ditemukan di dalam mobil yang tercebur ke Sungai Aek Batang Gadis adalah seorang pegawai PT Bank Sumut dan seorang anggota Polri yang sedang mengawal pegawai PT Bank Sumut.
Korban telah diserahkan kepada pihak keluarga.
Sedangkan korban 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis juga sudah diserahkan pada keluarga.
Baca: Penyerahan Diri Eddy Sindoro Ternyata Ikut Melibatkan Mantan Pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki
Hingga malam tadi tidak lagi ada laporan kelurga yang merasa kehilangan anggota keluarganya di 11 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal yang mengalami banjir bandang, banjir dan longsor.
Penanganan darurat masih dilakukan.
Bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara selama 7 hari mulai 12 Oktober hingga 18 Oktober 2018.
BPBD Mandailing Natal bersama BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan menangani darurat bencana.
Bantuan terus disalurkan kepada korban dan masyarakat terdampak.
Sementara itu, evakuasi dan penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di luar Mandailing Natal juga terus dilakukan BPBD bersama aparat setempat.
Di Kota Sibolga, 4 korban longsor sudah dimakamkan.
Di Tanah Datar korban tercatat menjadi 5 orang meninggal dunia, 1 orang hilang dan 1 orang berhasil diselamatkan.
Evakuasi akan dilanjutkan Minggu (14/10/2018) pagi.
Baca: Cerita Rizki Petugas Pemadam Kebakaran Kota Palu yang Lolos dari Terjangan Tsunami
Sedangkan di Padang Pariaman ditemukan 3 orang meninggal dunia dan Pasaman Barat 1 orang meninggal dunia.
Daerah di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sudah memasuki musim transisi ke musim hujan.
Hujan dengan intensitas deras berpotensi terjadi sehingga dapat berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.
Pemda dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor.