Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

H Kenang Sahabatnya yang Tak Bisa Diselamatkan dari Reruntuhan Bangunan Sekolah

Namun, H masih ingat betul bagaimana kuatnya gempa yang mampu menewaskan sabahat baiknya Sarah tepat di dahapannya

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in H Kenang Sahabatnya yang Tak Bisa Diselamatkan dari Reruntuhan Bangunan Sekolah
TRIBUN TIMUR/TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Petugas dan warga melakukan Evakuasi jenazah di Perumnas Balaroa terekam dari kamera drone di Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (5/10). Gempa yang menerjang Palu berkekuatan 7.7 SR pada Jumat (28/9/2018) diperkirakan ratusan orang tewas hingga kini masih tertimbun dan evakuasi terus dilakukan di Perumahan tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, PALU - (H), inisial seorang anak berusia 8 tahun tampak asyik bersenda gurau dengan teman sebayanya.

Tak lupa susu kemasan terpegang erat di tangan nya, sambil sesekali diseruputnya melalui sedotan.

Baca: Yuliasi Merangkak dengan Sisa Tenaganya Selamatkan Sang Anak dari Reruntuhan Akibat Gempa

Tawa lepas dari bocah delapan tahun itu seakan menutupi rasa trauma yang dialaminya saat bencana gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat 28 September 2018 lalu.

Namun, H masih ingat betul bagaimana kuatnya gempa yang mampu menewaskan sabahat baiknya Sarah tepat di dahapannya.

Sambil terbata-bata, H meceritakan bagaimana peristiwa kelam itu terjadi

"Itu lagi di TK (taman kanak-kanak). Mama masih (di situ), catat anak. Saya main boneka dengan dia," tutur H saat bercerita dengan Tribunnews.com di pengungsian Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (15/10/2018)

BERITA REKOMENDASI

Sambil terus meminum susu kemasannya, H menuturkan saat bencana terjadi, Sarah belum juga pulang.

"Karena dianya belum dijemput papanya. Mamanya di luar negeri. Papanya kerja. Pas gempa papanya baru datang berjalan kaki pegang sana sini, sambil liatin Sarah," tutur Hapsah.

Namun takdir berkata lain, H harus menyaksikan sahabat terbaiknya tewas dihadapannya sendiri.

Sarah yang dikenal humoris, menderita luka di kepala dan terhimpit pintu yang jatuh di bagian kakinya.

H cuma bisa berteriak dan kemudian terus berusaha berlari bersama ibunya.


"Lari semua itu pas gempa. Pas itu gempa Sarah tertimpa pintu, baru pot bunga jatuh kebagaian kepalanya," kata H.

Meski kenangan kelaman itu masih terekam jelas, siswa kelas tiga SDN Inpres 1 Kamonji Kota Palu itu lebih mengkhawatir kondisi ibunya.

"Aku bilang pegangan sini, pegangan sini. Mamaku terkancing terus napasnya gara-gara gempa. Sudah tiga kali beli obat belum sembuh," beber H.

Baca: Gempa Donggala Ingatkan Kakek Ini pada Kejadian 50 Tahun Silam

Ke depan, H akan pindah ke Gorontalo bersama kedua orangtuanya dan si adik yang masih berusia satu tahun.

"Disini betah sebenernya, banyak makanan, Papa masih cari mayat, abis itu mau pindah ke Gorontalo," kata H bercerita singkat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas